My Firs Post

Hai Dunia....

Selalu menyenangkan memiliki media untuk berexpresi. Dengan harapan agar menjadi panduan untuk meniti hari-hari serta menyertai langkah-langkahku menyongsong indah nya dunia.

Silahkan tinggalkan komentar, apapun itu demi kesempurnaan blog ini dan demi kenyamanan serta kegimbaraan yang dapat kamu temui disini....


Salam.........!


Nico Vantra Utama

Apa sih Bhinneka.com itu..?


Bhinneka.com adalah bisnis online store yang bergerak di bidang penjualan perangkat-perangkat IT atau teknologi. Penjualan ini didukung oleh berbagai macam outlet dari bhinneka.com yang tersebar luas di beberapa tempat di jakarta sehingga dapat menjangkau tempat-tempat yang jauh dan memudahkan pengiriman maupun pembelian secara langsung, hal ini juga didukung oleh online website yang tidak hanya berfungsi untuk memberikan informasi akan tetapi juga berfungsi sebagai tempat bertransaksi, ini memberikan kemudahan kepada calon pelanggan karena mereka tidak harus langsung datang ke toko tapi bisa membeli dengan transaksi secara online, salah satu hal yang sangat diunggulkan dan disebut sebagai hal yang sangat penting dari situs bhinneka.com adalah fasilitas yang menyediakan harga-harga barang-barang elektronik dalam segalama macam jenis dan tipenya. Hal ini membuat para calon pembeli dapat membandingkan dengan tempat lainnya sehingga bisa menentukan pilihan yang tepat. Banyak para pengguna internet yang menggunakan website ini sebagai tempat untuk mendapatkan referensi dari harga barang-barang elektronik. menurut pendapat saya online store adalah suatu bisnis yang sangat menguntungkan dan sangat dibutuhkan di indonesia pada saat ini terutama jakarta yang hampir setiap harinya dipenuhi oleh kemacetan dan hiruk pikuk orang yang melakukan aktifitas harian mereka, online store ini secara tidak langung memberikan solusi dan kemudahan bagi para calon pelanggan untuk memilih cara yang lebih efisien dan nyaman untuk membeli keperluan mereka.

Memang tidak semua pelanggan puas dengan pelayanan yang diberikan oleh online store seperti bhinneka, akan tetapi bisnis yang seperti apapun pasti mempunyai kekurangan yang harus terus menerus diperbaiki. Contohnya seperti ketidakpuasan pelanggan dibawah ini :

Karena Tidak mau ribet, saya hubungi pusatnya bhinneka.com sore harinya (Senin, 16 Juni 2008). Diterima Sales yang bernama Titi. Layanannya bagus, data saya yang memang sudah ada di database bhinneka.com di update, dan kemudian disebutkan barang ada, harga sesuai di website, dan akan diantar hari Rabu (18 Juni 2008) dengan biaya antar Rp. 30.000. Saya setuju, karena hari Selasa (17 Juni 2008) saya kebetulan keluar kota.

Hari Rabu (18/06/2008) seharian saya di kantor menunggu, tapi kurir tidak datang, ditelpon pun juga enggak. Hari Kamis (19/06/2008) sama saja, tidak ada kabar. Hari Jumat (20/06/2008) tidak ada perubahan. Sehingga sekitar jam 4 sore saya telpon Titi, jawabannya barang belum ada, sudah dis-continued (lho, ini apa-apaan? Kemarin katanya ada dan siap dikirim, sekarang beda lagi?). Saya disuruh nutup telpon dan akan dihubungi sebelum jam 5 sore untuk kepastian. Nyatanya, sampai jam 12 malam (batas hp saya on), tidak ada yang menghubungi saya.

Sumber : http://www.mediakonsumen.com/Artikel2596.html

Pada saat ini bhineka.com sudah jauh berkembang dengan jumlah transaksi online per harinya mencapai 400 transaksi. Jumlah ini hanya sekitar 2% total kunjungan online per harinya. Sedikitnya jumlah pembelanja online ini karena masih banyak orang Indonesia yang masih lebih percaya transaksi offline, demikian yang disampaikan Hendrik Tio, CEO Bhineka.com seperti yang di lansir oleh Swaonline.

Bhinneka.com ini mempunyai business model yang bisa mencakup baik dari B2B maupun B2C, walaupun banyak dari transaksi yang terjadi merupakan B2C.

Core capability mereka adalah dalam menjual segala macam software dan hardware kepada para pembeli potensial.

Partner network mereka meliputi :

Microsoft Certified Gold Partner
Microsoft Licensing Solutions
Microsoft Network Infrastructure
Microsoft Information Worker
Microsoft Small Business Specialist
IBM Business Partner
HP Premier Business Partner
Intel Premier Partner and System Builder
Adobe Authorized Reseller
Kaspersky Gold Certified Partner
Cisco Selected SMB
Lenovo Business Partner
Oracle Partner Network



Sekilas info tentang bhinneka.com ada dibawah ini :

Nama Resmi : Bhinneka Mentari Dimensi, PT

Alamat : Jl. Gunung Sahari Raya 73C # 5-6 Jakarta - Pusat, 10610 Indonesia

Berdiri Sejak : 1993

Tipe bisnis : solusi total untuk IT,berspesialisasi dalam hardware & software untuk komputer

Visi : menjadi perusahaan kelas dunia dan tempat pelatihan dan pengembangan untuk para wirausaha dengan penggunaan IT

Misi : untuk menjadi retailer nomer 1 di indonesia melalui konsep 8 dimensi yang menghantarkan pengalaman dalam belanja produk-produk IT, berhadapan dengan teknologi tinggi tapi tetap manusiawi terhadap palanggan

Ketika Ngaskus Pun Bisa Bikin Heboh

Ketika ngaskus pun bisa bikin heboh, aku mulai khawatir dengan diriku. Apa yang telah aku lakukan, kapan, dimana, bagaimana dan semalam berbuat apa? hihihi. Padahal sebenarnya sudah tahunan gitu ngaskusnya, tentu tak akan kuberitahu apa nickname or id-ku hihihi. Andai kau tahu, Romi Satria Wahono alias RSW juga manusia gitu loh gan! :)
Lagian kaskus juga bukan tempat yang buruk untuk mencari informasi, malah kadang lebih valid, jujur dan sering lebih cepat karena pakai “pertamax” bin “pertamax plus” daripada detik atau okezone :) Jangan lupa pula, kita sudah pasti banyak dapat “nice info” di sana, yang bisa membuat riset kita tentang konten web dan internet jadi hidup, berbunga dan penuh warna. Lha kok bisa? Lha iyalah, masa ya iya dong :) Kaskus itu secara rangking kunjungan untuk situs Indonesia (Sumber: Alexa.Com), selevel dengan detik.com bahkan sering diatasnya, yang pasti jauh mengungguli wikipedia.org, dan bagaikan terbang diatas awan bagi rapidshare.com, 4shared.com atau kapanlagi.com :)
Bayangkan, ketika kita mengirim posting keren, meskipun kita ini cah ndeso nan kutu kupret, kita tetap disanjung layaknya juragan. Nggak akan lama, tunggu saja, “mantab gan”, “lanjut gan”, “keep posting” dan sanjungan penuh motivasi lain akan datang bertubi-tubi mengkomentari posting keren kita :D
Andai kau tahu, ngaskus kadang perlu kita lakukan, ketika kita bosan dengan berita formalitas, berita penuh tipu daya, dibuat-buat dan rekayasa ala media massa formal. Ngaskus and jadi kaskuser, siapa takut? hihihi
Silakan langsung menuju TKP ;)

CARA CEPAT MENDAPATKAN DOLAR DAN RUPIAH DI INTERNET


$6.00 Welcome Survey After Free Registration!
Menghasilkan uang  dengan mudah, cepat dan  tanpa perlu menunggu orang-orang untuk melakukan klik pada iklan-iklan dari ads atau ppc tentunya menjadi hal yang sangat diharapkan dan dicari. mungkin di benak anda mencari uang di Internet adalah sesuatu yang sulit dan bagi sebagian orang adalah hal yang tidak mungkin terjadi. dan bagi sebagian orang lagi mencari uang di internet itu sangat mudah dari ada di dunia nyata.
Anda dapat menghasikan dan mencari uang di internet dengan mudah tanamkan pada diri anda!

Anda tidak perlu membuat E-book,  membeli barang ataupun membayar apapun kepada A.W.$urvay.  Anda hanya tinggal bekerja meluangkan sedikit waktu anda untuk mengisi angket dan menulis komentar. Setelah itu anda akan dibayar dengan $. klik disini untuk mendaftar 
Saat ini saya sudah mencobanya dan memang sangat mudah dan sayapun tidak percaya awalnya dapat meraup uang dolar dengan sangat mudah $12 hanya dalam 1-2 Jam. luar biasa bukan?? bayangkan bila setiap hari saya meluangkan waktu 1-2 jam untuk bekerja mensurvei web-web milik orang lain berapa penghasilan tetap yang saya dapat tiap bulan?? $$$


Jika anda merasa rugi memutuskan untuk tidak aktif lagi dengan mengikuti ini anda tidak akan kehilangan apa-apa karena saat mendaftar ke A.W. $urveys The New Survey Experience anda tidak dipungut satu uang  Rupiah pun.


Berikut ini hal-hal yang mungkin bisa menjadi pertanyan anda :


Pekerjaan seperti apa yang akan saya dapatkan ?
Yaitu bekerja sebagai pengamat dan sample.  Disini anda hanya bekerja untuk mengisi angket dan mengisi kotak-kotak saran yang sudah disediakan, tentunya setelah anda meluangkan waktu sedikit untuk mengamati websitewebsite tertentu yang sudah ditentukan.


Kapan saya akan di bayar?
Setelah anda menyelesaikan tugas anda untuk mengisi angket atau mengirim kritik dan saran-saran tertentu di kotak yang sudah disediakan.


Berapa uang yang akan saya terima setiap kali saya menyelesaikan survey?
Uang yang anda dapat tidak menentu tergantung website yang menyewa jasa anda, namun biasaya $2-6 dolar persurvei atau kadang setelah menyelesaikan 2 survei


Apakah saya harus membayar sejumlah uang saat saya mendaftar?
Tidak!! malah kebalikannya saat anda mendaftar dan terdaftar anda akan diberikan kopenasi sebesar $6 di tambah $1.2 setelah anda menyelesaikan survei awal sebanyak 6 buah web.


Anda tertarik untuk bergabung dengan kami silakan klik baner ini :





Dapat Uang Tuh Gampang !!.


Gambar di bawah ini adalah bukti pemasukan pendapatan saya dari Aw survey pada bulan ini (januari 2010 pada tanggal 14-18)


Selamat Mencoba awas ntar ketagihan lho. hehehe.......

Tutorial Cara Dapat 1.50 Dolar Dari People String


Hallo sobat "informasi maya" ada kabar? Buat sobat yang ingin dapet penghasilan tambahan melalui blog.  saya punya satu jalan, peluang ini saya dapat saat sedang berblogwalking. dan "wew" ada postingan yang  menarik mata dan membuat saya penasaran. lalu saya ikuti dan sayapun mendapat $1.60. kang salman tidak tau apa situs ini jujur atau tidak,  karena belum pernah mendapat bayaran, ya iyalah orang baru daftar hehehe. Hayu atu sobat-sobat kita coba peluang bisnis ini. tapi inget rambu-rambunya, salah-salah indonesia masuk daftar banned mereka lagi. OK untuk daftar silakan klik disini


Inilah postingan dari sdri nedya silakan lihat :


Kemarin saya sudah mereview tentang situs jejaring sosial terbaru yang akan membayar membernya yaitu People String. Bagaimanacara mendapatkan 1.50 dollar pertama dari People String. Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mendapatkan $ 1.50 pertama dari People String adalah sebagai berikut :

1. Setelah sobat mendaftar di People String, langsung login aja. Yang lom daftar bisa daftar di sini.
2. Setelah masuk pada situs tersebut pada Page Home cari gambar seperti dibawah ini, posisinya di tengah. Dan langsung aja klik teks berwarna merah Take Your Survey and Enter Your Codes.

Dollar dari People String
3. Selanjutnya sobat bisa mengklik teks seperti gambar dibawah ini yang saya beri panah berwarna merah. Kalo belum melakukan survey tulisan bukan No Current Surveys!

Cara Mendapat $1.50 Pertama dari People String
4. Sobat akan disuguhi pertanyaan-pertanyaan yang mesti sobat jawab dengan mencentang salah satu jawaban yg sobat pilih. Isi aja sekenanya. Lakukan sampai selesai

Sempurna! Sobat akan langsung mendapat $1.50 pertama dariPeople String. Semoga panduan ringan ini bisa membantu sobat yang lagi belajar bisnis online. Sukses!!!
klik aja baner di bawah biar langsung praktik ... mudah kok

Kang salman ucapkan terima kasih banyak untuk sdri. nedya
Shere with : http://www.tipsbisnisseo.net



KEUNIKAN ALAM

Proses kejadian alam dari pandangan al Quran

Proses kejadian alam ini satu persoalan yang menarik sejak dari zaman dahulu hingga ke hari ini. Manusia masih ingin mencari kepastian asal usul kejadian alam ini. Bagaimana proses kejadiannya. Bagaimana alam ini terjadi dan diciptakan. Manusia masih tercari-cari jawapannya. Manusia tidak jemu-jemu dengan segala usaha dan kemahiran yang ada untuk mencari jawapannya. Ahli-ahli sains hari ini dengan teknologi tinggi dan canggih masih terus berusaha untuk mencari rahsia kejadian alam ini.

Allah yang menciptakan alam ini tidak membiarkan manusia untuk mencari jawapannya kerana Dia Maha Mengetahui akan kelemahan hambaNya. Kelemahan manusia sungguh banyak contohnya kita tidak boleh menjelajah jauh ke seluruh pelusuk alam untuk mengetahui keadaan sebenar seluruh alam. Apa yang manusia boleh lakukan hanya meramalkan berdasarkan dengan sedikit ilmu yang ada pada ketika itu. Mungkin betul dan mungkin juga salah. Oleh kerana itulah Allah telah memberitahu manusia jawapan bagaimana dan siapa yang menciptakan alam ini. JawapanNya diterangkan di dalam al Quraan melalui RasulNya. Di dalam al Quraan yang suci Allah menyebutkan Dialah yang menciptakan alam semesta ini dengan kekuasaan dan kehendakNya. FirmanNya yang bermaksud:

"Dan Dialah menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataanNya diwaktu Dia menyatakan, Jadilah lalu terjadilah', dan di tanganNyalah segala kekuasaaan diwaktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui"

al Anaam: 73

Allah telah menciptakan langit dan bumi ini melalui proses-proses yang dikehendakiNya. Sebahagian daripada proses-proses kejadian alam ini telah diterangkan oleh Allah dengan jelas di dalam al Quran. Allah telah menerangkan bahawa kejadian langit dan bumi ini asalnya daripada satu yang padu, kemudian dipisahkan menjadi langit dan bumi. Firman Allah yang bermaksud:

"Dan apakah orang-orang kafir, tidak mengetahui bahawasanya langit dan bumi itu kedua-duanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan kedua-duanya. Dan daripada air Kami jadikan segala suatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?

Ayat ini menerangkan asal kejadian alam semesta, terdapat tiga maklumat penting yang terkandung di dalam ayat ini berkaitan dengan kejadian alam semesta(Dr.Zakaria Awang Soh,1990)

~ Bahan yang membentuk alam semesta ini merupakan satu entiti (suatu yang

wujud) tunggal.

~ Keseluruhan alam semesta, langit dan bumi adalah tercantum dalam satu unit.

~ pemisahan berlaku secara sistematik untuk menghasilkan hukum-hukum fizikal

dan peningkatan jirim (ordering matter)

Perkataan "ratq" membawa maksud memadukan unsur-unsur menjadi satu jasad yang padu. Jasad yang padu inilah yang menjadi asal mula alam. Perkataan "fatq" membawa maksud dipisahkan atau dipecahkan. Jasad yang padu tadi kemudiannya melalui proses pemisahan. Bagaimana proses pemisahan itu tidak dapat dijelaskan. Jika dilihat kepada alam semesta yang wujud hari ini menggambarkan proses pemisahan ini berlaku dalam satu kuasa pemisahan yang sungguh hebat dan amat kuat.

Proses pembentukan alam ini berlaku secara bertahap-tahap selepas dari pemishan itu. Hal ini seperti yang disebut di dalam alQuraan yang bermaksud;

"Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap lalu Dia berkata kepadaNya dan bumi, Datanglah kamu keduanya menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa keduanya menjawab 'kami datang dengan suka hati' Maka Dia menjadikan tujuh langit dalam masa dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang yang cemerlang dan Kami perliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." Fushilat : 11-12

Seluruh proses kejadian alam ini berlaku secara sistematik dengan ukuran yang rapi dan tepat seperti yang disebut di dalam alQuraan

"Sesungguhnya Kami menciptakan tiap-tiap sesuatu menurut takdir (yang telah ditentukan)."

AlQamar :49

Manakala alam semesta yang diciptakan oleh Allah ini sentiasa mengembang atau keluasan alam ini sentiasa bertambah dari masa kesemasa. Ini bermaksud segala apa yang ada di alam ini sentisa bertambah terhadap masa. FirmanNya bermaksud:

"Dengan kemahiran dan kekuasaan Kami, Kami bangunkan langit dan Kami kembangkannya"

Azariat : 4

Putaran bumi

Kita semua dapat hidup di atas muka bumi ini kerana bumi berputar di atas paksinya dalam tempoh 24 jam sehari. Cuba bayangkan sekiranya bumi ini tidak berputar, mustahil kita dapat hidup dengan aman dan sentosa di permukaan bumi.

Dari putaran inilah terjadinya siang dan malam. Permukaannya yang menghadap matahari akan mengalami siang manakala permukaan yang membelakangkan matahari akan menjadi malam. Seandainya bumi tidak berputar maka sudah tentu bahagian yang menghadap matahari akan menjadi siang selama-lamanya hingga hari kiamat dan begitulah sebaliknya.

Apakah yang akan terjadi sekiranya siang berlaku terus menerus? Sudah pasti keadaan udara dan hawa dari saat ke saat, dari minit ke minit dan dari jam ke jam akan menjadi bertambah panas. Dalam tempoh 100 jam sahaja udara akan mencapai takat didih 100ºC sehingga lautan, tasik, danau, sungai dan sebagainya akan mendidih dan menggelegak. Cuba anda bayangkan apa yang akan terjadi sekiranya seluruh sungai, danau dan samudera mendidih airnya? Begitu juga darah yang mengalir di dalam tubuh kita juga turut mendidih. Dalam keadaan sedemikian, tidak ada satu pun makhluk yang dapat hidup. Semuanya akan mati dan musnah menjadi debu-debu yang berterbangan.

Apa pula yang akan terjadi sesudah 100 jam atau 1000 jam berikutnya? Bukan sahaja semua ini akan mendidih, bahkan semua permukaan bumi ini sama ada benda-benda pepejal atau sebagainya, akan menjadi bara api yang tersangat panas. Ketika itu, bukan setakat manusia sahaja akan mati terbakar malahan bumi ini sendiri akan terbakar menjadi debu dalam sekelip mata sahaja.

Kemudian apa pula yang akan terjadi sekiranya waktu malam berlaku terus menerus sehingga hari kiamat? Hawa dan udara dari saat ke saat dan seterusnya dari jam ke jam akan terus bertambah dingin sehingga dalam tempoh 100 jam sahaja akan mencapai takat 0ºC sehingga seluruh air dan benda yang cair akan membeku menjadi ais yang pejal dan keras. Mungkin di saat itu, manusia dan binatang-binatang masih dapat hidup seperti keadaan di Kutub Utara dan Selatan. Namun begitu, bagaimana pula keadaannya sesudah 100 jam atau 1000 jam berikutnya? Apabila udara dan suhu menjunam turun ke bawah paras 0ºC maka sudah pasti akan lenyaplah segala kehidupan di muka bumi ini.

Kedua-dua ibarat ini harus kita fikirkan sedalam-dalamnya untuk melihat betapa hebatnya kekuasaan Allah dan juga perlindungan-Nya yang diberikan untuk kehidupan setiap makhluk khasnya kita sebagai manusia yang dikurniakan akal fikiran yang sempurna. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

“Katakan pula, bagaimanakah pendapat kamu sekiranya Allah menjadikan siang terus menerus sampai hari kiamat? Siapakah selain Allah yang akan mendatang malam kepadamu yang kamu dapat beristirehat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikannya? Dan kerana rahmatnya-Nya, Dia jadikan untuk kamu malam dan siang supaya kamu beritirehat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari kurniaan-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.”

(Al-Qasas: 72-73)

Dengan adanya putaran bumi siang dan malam maka keadaan hawa di permukaan bumi ini menjadi seimbang dan sederhana iaitu tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Sehingga manusia, haiwan-haiwan dan tumbuh-tumbuhan dapat hidup dengan selesa di permukaan bumi ini.

Ya... semamangnya kita harus renungkan siapakah lagi selain Allah yang dapat memutarkan bumi sebesar ini? Iaitu planet yang berukur lilit 40,003 km dan beratnya beribu-ibu juta tan itu. Perkara ini hendaklah kita fikirkan sedalam-dalamnya. Seterusnya hendaklah kita selalu mengingati dan berterima kasih kepada Allah s.w.t. Janganlah kita sekali-kali menjadi orang-orang yang seakan-akan tidak mendengar dan melihatnya sedangkan kita mempunyai telinga, mata dan akal untuk bersyukur memuji-Nya.

Peredaran Bumi Mengelilingi Matahari

Selain daripada berputar atas paksinya, bumi juga berputar mengelilingi matahari dalam lingkaran orbitnya yang amat luas. Ingatlah bahawa jarak antara bumi dengan matahari adalah 149,000,000 km dan putarannya mengambil masa selama 365¼ hari iaitu setahun mengikut perkiraan kita.

Semasa beredar mengelilingi matahari, bumi akan berputar di atas paksinya dalam berkeadaan condong. Maka sesetengah negara yang terletak jauh dari garisan khatulistiwa akan lebih terdedah kepada cahaya matahari lalu jadilah musim panas ataupun kurang menerima cahaya matahari lalu jadikan musim sejuk. Sebagai akibat daripada pergantian musim ini terjadilah pelbagai jenis tumbuhan dan buah-buahan di permukaan bumi ini yang menjadi nikmat dan hikmah yang amat besar kepada seluruh kehidupan di muka bumi.

Begitulah keadaannya dari semasa ke semasa dan silih berganti tanpa henti-henti sehingga hari kiamat... akibat peredaran bumi di sekeliling matahari. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

“... Dan engkau lihat bumi ini kering tetapi setelah kami turunkan air (hujan) padanya, ia menjadi lembut dan subur dan menumbuhkan pelbagai macam tumbuhan dan buah-buahan yang cantik dan lazat.”

(Al-Hajj: 5)

Firmannya lagi yang bermaksud:

“Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-ganang yang kukuh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata.”

(Qaaf: 7)

Jarak Di Antara Bumi Dengan Planet-Planet Lain

Kita sudah pun mengetahui jarak di antara bumi dengan matahari dan semamangnya telah dapat dibuktikan menerusi sains dan nas-nas Al-Quran bahawa jika jarak itu berubah sedikit sahaja maka terjadilah kerosakan yang amat dahsyat di bumi.

Sekiranya bumi mendekati matahari dengan kadar lebih atau kurang dari jarak yang sedia ada sekarang maka sudah pasti akan berlaku mala petaka dan bencana-bencana alam yang tidak terkira dahsyatnya. Begitulah juga bulan dan planet-planet lain, sekiranya terkeluar sedikit dari orbitnya sama ada terlebih atau terkurang nescaya akan berlanggaran antara satu sama lain.

Jarak tertentu yang ditetapkan oleh Allah s.w.t. bagi bumi di tengah-tengah angkasa raya dan cakerawala-cakerawala ini merupakan perlindungan-Nya yang sangat besar faedah dan manfaatnya kepada seluruh kehidupan di muka bumi. Lebih-lebih lagi untuk kehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Semuanya ini harus kita renungkan. Jangan sekali-kali kita gunakan akal dan fikiran semata-mata untuk perkara-perkara yang kecil dan remeh sahaja seperti soal makan, pakaian, perhiasan dan sebagainya. Mengapa kita tidak gunakan keupayaan sebenar akal yang dikurniakan Tuhan iaitu untuk merenung alam ciptaan-Nya seterusnya mendatangkan kesedaran, keyakinan dan kegerunan kepada kebesaran Allah s.w.t. Ini selanjutnya dapat membina sikap dan akhlak yang sentiasa bertunjangkan ajaran Islam dan syariatnya. Menggunakan akal sedemikian barulah memberi faedah yang sebenar-benarnya kepada manusia yang membawa kepada kebahagiaan hidup dan jauh daripada amalan atau perbuatan yang merosakkan. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

“Ketahuilah bahawa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak... Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”

(Al-Hadid : 20)

Jika kita renungkan sedalam-dalamnya bahawa setiap bintang dan planet itu bebas bergerak di angkasa raya, bergerak dan berputar dari abad ke abad, masing-masing tetap pada jaraknya yang tertentu maka sedarilah betapa hebatnya kukuasaan Allah s.w.t. dalam mengatur segalanya sehingga saling tidak berlanggaran. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

“Matahari berjalan di tempat yang ditetapkan baginya. Demikianlah Allah Yang Maha Gagah Lagi Maha Mengetahui. Sedangkan bulan kami tentukan baginya tempat yang tertentu sehingga ia kembali berbentuk seperti pelepah kurma yang kering (bulan sabit). Tiadalah matahari mendekati bulan dan tidak pula malam mendahului siang sedang semuanya beredar pada garis edarannya (orbit).”

(Yassin : 38-40)

Semoga Dengan Anda membacanya ilmu anda bertambah


HIPNOTIS METAFISIKA


Fenomena Unik “Hipnotis” jalanan

Dalam sebuah tayangan televisi swasta, tampil sosok Bang Udin, mantan pelajar sebuah lembaga pendidikan keagamaan yang karena tidak tahan godaan hidup akhirnya terperosok dalam dunia kriminal.

Dalam menjalankan aksinya, Bang Udin mengaku menggunakan doa atau bacaan-bacaan tertentu. Akibatnya, calon korban kehilangan kesadaran dan menurut saat diminta menyerahkan sejumlah uang atau perhiasan. Dan setelah kejadiannya berlangsung, korban baru tersadar.

Ketika petunjuk Tuhan mulai menerangi hatinya, dihadapan para santri sebuah pesantren, Bang Udin berpesan agar para santri tidak menyalahgunakan doa atau amalan-amalan (wirid) yang diberikan para guru.

Fenomena unik membuat lawan bicara kehilangan kesadaran, oleh kalangan awam diistilahkan sebagai hipnotis, gendam, cablek, dan hingga kini masih menjadi tanda tanya, benarkah aktivitas itu murni magis atau kelihaian berkomunikasi semata.

Terlepas dari unsur magis, modus penipuan atau “hipnotis jalanan” itu lebih didominasi teknik komunikasi dan kepandaian dalam memilih calon korban. Modusnya pun monoton, “yang itu-itu saja”. Misalnya, mengaku turis kehabisan dollar lalu menawarkan jam tangan mewah, mengaku donatur sedang mencari pantai asuhan, orang pintar yang dapat melipatgandakan uang, pembagi harta karun, dsb.

Dalam aksinya, mereka sering dibantu para asisten. Dan para pelaku “hipnotis jalanan” itu pada umumnya tidak mengenal hipnotis modern (ilmiah), namun tanpa mereka sadari, cara kerja mereka hampir menyerupai prinsip hipnotis modern. Yaitu, dimulai dari menciptakan pra induksi, induksi, tranche level test, isolasi, sugesti dan post hypnos.

Namun pada sisi lain, muncul fenomena unik yang benar-benar sulit diterima akal sehat. Namun kerja dari “hipnotis jalanan” itu lebih dekat dengan konsep Occultisme dan Magnetisme dimana rumus ilmiahnya belum ketemu, namun fenomenanya sulit ditolak, karena buktinya memang benar-benar ada.

Energi Metafisis
Penelitian tentang fenomena “hipnotis jalanan” itu pernah dilakukan pada tahun 80-an. Ternyata, apa yang dikenal sebagai “hipnotis” itu, dari sisi ilmu metafisika adalah pengembangan atau penyalahgunaan dari ilmu peluluh, yang aslinya semestinya baik dan untuk kebaikan.

Mistik, apapun alirannya percaya dibalik fisik manusia tersimpan energi. Otak manusia terdiri dari bermilyar sel syaraf yang dapat menghasilkan arus listrik lemah memancarkan gelombang elektromagnetik halus. Otak yang terlatih memiliki kekuatan gelombang yang mampu mempengaruhi sekitarnya.

Menurut para ahli metafisaka, sebuah ritual mampu menimbulkan kekuatan otak (mind power) sehingga dapat memancarkan energi. Proses ini pada umumnya dilakukan dengan menanamkan “hipnotis diri” (autosugesti) dimana dalam kondisi gelombang otak alpha – theta melalui bacaan-bacaan tertentu (wirid, mantra, doa) hingga timbul sugesti yang kuat. Ritual membangkitkan daya magnetis yang memiliki karakteristik menolak dan menarik. Inilah yang kemudian disebut sebagai kekuatan metafisika.

Fenomena magis melalui “kekuatan mata” juga disinggung dalam tafsir Alquran Surat Alqalam : 51 “Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu (Muhammad) dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Alquran….”

Peristiwa ini dapat disimak pada tafsir Jalalain oleh Imam Jalaluddin Abdurrahman As - Suyuthi, : Dengan pandangan yang kuat, hingga hampir memingsankan dan menjatuhkan dari tempatmu, tetapi Allah menolong. Yang dimaksud “memandang” adalah pandangan tajam penuh kebencian.

Ilmu “ketajaman mata” pada zaman Nabi Muhammad SAW banyak dikuasai Bani Asad. Dengan puasa 3 hari, mereka dapat membuat hewan dan manusia tertidur, kaku bahkan mati. Kekuatan ini oleh orang awam dianggap hipnotis.

Pemisahan antara hipnotis dan magnetis sebenarnya sudah dilakukan sejak abad ke – 18. Dan itu berarti hipnotis modern harus dibedakan dengan hal-hal yang berbau magis. Apalagi dari cara kerjanyapun berbeda. Hipnotis modern hanya bereaksi jika ada kemauan dari pihak subjek (biasanya untuk kepentingan terapi), sedangkan magis diprogram untuk mempengaruhi orang yang melawan sekalipun.

Ilmu Bebas Nilai
Perlu diketahui, tidak selamanya kekuatan magis itu negatif. Dilihat dari sisi positifnya, daya peluluh itu menjadi positif karena memiliki kemampuan melunakkan dan menyadarkan orang lain, misalnya :

*
Agar nasihat lebih mudah diterima pada orang yang hatinya keras.
*
Sebagai proteksi/perisai dari niat jahat.
*
Melunakkan hati orang yang ingin mempersulit urusan (menagih) dll.
*
Menenangkan pikiran, menimbullan efek kantuk, termasuk balita yang rewel, dll.
*
Membangkitkan rasa percaya diri pada orang yang terganggu psikis maupun fisiknya.

Sedangkan pemanfaatan energi metafisis untuk tindak kejahatan, adalah bentuk dari penyalahgunaan ilmu. Sebagaimana pisau yang dapat digunakan untuk menolong atau menodong, tergantung siapa yang memegangnya.

Auto Sugesti
Posisi mantra atau bacaan tertentu dalam upaya membangkitkan magnetik tubuh adalah “alat bantu”. Mantra bukan satu-satunya sumber kekuatan. Dalam bahasa yang lebih sederhana “katamu, doamu”. Artinya, ucapan lisan yang terprogram –disertai konsentrasi- menimbulkan kekuatan magnetis.

Jika hipnotis modern tertumpu pada verbal sugesti, energi metafisis dalam mempengaruhi orang lain/subyek, lebih tertumpu pada energi yang memancar dari badan lembut pemiliknya.

Masruri termasuk orang yang sering berbicara didepan seminar, membahas tentang gendam, cablek yang biasa dimanfaatkan penjahat. Dan informasi tentang “hipnotis magis” itu sempat mengusik banyak kalangan.

Kepada mereka yang menolak keberadaan hal yang irrasional itu, Masruri memberikan contoh proses sapih, (agar balita tidak menyusu Ibunya) ternyata cukup diberi makanan yang sudah digetarkan energi pemisah oleh “orang pintar”. Dan anak itu tiba-tiba mogok menyusu bahkan takut saat melihat puting susu ibunya.

Padahal proses itu tidak dilakukan dengan memberikan induksi (bujukan) sebagaimana hipnotis modern. Artinya, jika hanya dengan “tiupan” saja dapat mempengaruhi prilaku seseorang berubah secara tiba-tiba, ini menunjukkan bahwa ENERGI ITU BENAR-BENAR ADA.

Untuk mempelajari ilmu peluluh tidaklah rumit. Kuncinya asal yakin, tekun disertai memperluas wawasan. Karakter dari ilmu peluluh itu beragam. Ada yang sekedar menenangkan, menyadarkan, menimbulkan rasa kantuk, mengapus ingatan sesaat, menghilangkan gejolak, memutus jalinan sementara (dalam kasus sapih) melemahkan mental dan fisik dalam kasus bela diri, dll.

Metode penggalian energi pun beragam. Ada versi tradisional, ada juga yang religius dengan menyebut asma Tuhan (asma al-husna) agar manusia dapat “menyerap” sifat-sifat-Nya. Tuhan kita Maha Lembut (Al Lathiif), Maha Perkasa (Al Jabbar) dan maha segala-galanya. Maka, bermohonlah energi kelembutan, dan keperkasaan itu dengan menyebut asma - Nya.

Mempelajari ilmu peluluh (gendam) tidak perlu khawatir adanya dampak buruk, karena selama ini fungsinya positif. Belajar ilmu apapun jenisnya menjadi negatif jika ilmu itu diajarkan oleh guru yang memprovokasi muridnya untuk melakukan tindak kejahatan.

Provokasi negatif itu jauh lebih membahayakan dibandingkan ilmu yang dipelajari, apapun jenis ilmunya. Karenanya, ilmu peluluh menjadi bermasalah jika diajarkan pada orang miskin yang tidak tahan uji dan atau orang kaya yang tidak pernah merasa puas.

Mempercepat Koneksi Mozilla Firefox

Bingung Kenapa Koneksi Mozila kita lemot.. nie ada solusinya..

Ada banyak cara untuk mengakali koneksi internet yang lambat, apalagi Anda menggunakan akses internet di warnet-warnet yang kebanyakan mereka telah membatasi bandwidth setiap komputernya. Berikut adalah beberapa tips dan trik yang bisa Anda coba :

1). Buka Browser Mozilla Firefox
2). Pada Address Bar Ketik : ABOUT:CONFIG
3). Cari string di bawah ini : ( pastikan semua srting dibawah “TRUE”)
contoh menggantingnya :
NETWORK.HTTP.PIPELINING FALSE ==> klik kanan dan pilih “Toggle”
NETWORK.HTTP.PIPELINING TRUE
NETWORK.HTTP.PIPELINING.MAXREQUESTS 64
NETWORK.HTTP.PROXY.PIPELINING TRUE
NETWORK.PROXY.SHARE_PROXY_SETTINGS FALSE <=== ini harus False 4). buat srting baru caranya : Klik Kiri 1X Dimana Saja, Klik Kanan NEW>>INTEGER
5). Ketik : NGLAYOUT.INITIALPAINT.DELAY Beri Nilai 0
6). Kemudian REFRESH atau Tekan F5
7). Pada Address Bar Ketik : ABOUT:BLANK
Klik Menu:
Untuk OS Windows XP TOOLS>>OPTIONS>>WEB FEATURES
Untuk OS Linux ( Vector ) EDIT >> PREFERENCES
Untuk Setting yang berbeda di beberapa OS EDIT >>ADVANCED
9). Pada Option:
ALLOW WEB SITES TO INSTALL SOFTWARE Beri Tanda Check Box Untuk mengaktifkan
10).Kemudian Tekan OK Lalu REFRESH ( F5 )
11).Masuk Ke Link Ini :
https://addons.mozilla.org/extensions/moreinfo.php?applicationfiltered=firefox&id=125
atau :
https://addons.mozilla.org/extensions/moreinfo.php?id=125&applicationfiltered=firefox
12).Download Software SwitchProxy Tool Versi 1.3.4
13).Setelah Selesai Jangan Tekan Tombol UPDATE
14).Klik Tanda X (tutup)Yang Ada Di Pojok Kanan Atas Dari POP UP Window Yang Muncul
15).Tutup Semua Browser Mozilla FireFox,
16).Kemudian Buka Lagi Untuk Mengaktifkan Software SwitchProxy Tool Versi 1.3.4 Yang sudah di Install Tadi
17).Kalo Instalasi Sukses, Akan Muncul Toolbar tambahan Di Bawah Toolbar Navigasi & Address Bar.

Sekarang Browser Mozilla Siap Untuk Digunakan

Catatan :

– Software SwitchProxy Tool Versi 1.3.4 Ini selain untuk Mengganti Proxy Secara Otomatis Di Browser Mozilla FireFox, Engine-nya Juga Berpengaruh terhadap Kecepatan Koneksi Internet
– Cara Ini Sangat Efektif Bila Digunakan Di Warnet Yang Padat Pengunjung untuk Menyedot Bandwidth ( Mayoritas kecepatan akses Internet ) Ke Komputer Yang Sedang Anda Pakai
– Perubahan Yang Signifikan Terjadi Pada koneksi Internet Dengan BROADBAND / VSAT.

Sejarah Rasulullah SAW


Kelahiran Muhammad

Bangsa Arab di zaman dahulu memiliki kebiasaan menjadikan kejadian besar yang ada sebagai patokan penanggalan. Peristiwa penyerangan pasukan Gajah pimpinan Abrahah yang berniat menghancurkan Kabah di kota Mekah, dianggap sebagai sebuah peristiwa besar yang layak dijadikan patokan penanggalan. Di tahun pertama penanggalan Gajah ini, di kota Mekah dan di tengah keluarga Abdul Mutthalib, lahir seorang bayi yang kelak akan mengubah perjalanan sejalah manusia. Dialah Muhammad putra Abdullah bin Abdul Mutthalib.

Kelahiran bayi ini disambut dengan suka cita oleh keluarga bani Hasyim. Di negeri Persia, kelahiran Muhammad bin Abdillah memadamkan api keramat yang selama seribu tahun tidak padam. Kelahiran Muhammad juga menggoyahkan sendi-sendi istana kaisar Rumawi. Muhammad lahir dengan membawa janji risalah terakhir dari Allah untuk umat manusia.

Masa sebelum kenabian lazim disebut nama jahiliyyah. Kata jahiliyyah diambil dari kata jahl yang berarti bodoh. Dengan demikian, zaman jahiliyyah berarti zaman kebodohan. Memang, bangsa Arab di zaman itu layak mendapat sebutan ini. Karena selain memang tidak mengenal baca tulis, bangsa yang hidup di jazirah Arabia ini juga memiliki kebiasaan dan perilaku bodoh.

Menjadikan berhala-berhala buatan sendiri sebagai tuhan untuk disembah dan dipuja, mengubur anak perempuan hidup-hidup dan bertawaf mengelilingi Kabah dengan cara bertelanjang, merupakan salah satu contoh dari perbuatan bodoh bangsa ini di zaman itu. Muhammad lahir untuk mengikis kebodohan bangsa Arab dan umat manusia secara umum dengan cahaya iman dan ilmu.

Sejak lahir, Muhammad telah menunjukkan kelebihan yang khusus. Kehidupannya yang dimulai dengan keyatiman karena ayahnya telah meninggal dunia sebelum beliau lahir, penuh dengan kesusahan. Kesusahan inilah yang menempa diri Muhammad dan mempersiapkannya untuk menjadi manusia besar dan pemuka bagi seluruh umat sepanjang zaman. Empat tahun, Muhammad hidup terpisah dari sang ibu, Aminah binti Wahb dan tinggal di tengah keluarga Halimah as-Sa’diyah. Setelah berumur empat tahun dengan berat hati, Halimah melepas Muhammad dan mengembalikannya kepada sang ibu.

Yatim Piatu

Dua tahun kemudian, Aminah wafat, dan Muhammad diasuh oleh kakeknya, Abdul Muththalib yang amat menyintai dan menghormatinya. Abdul Mutthalib yang juga pemuka kaum Quresy telah meramalkan bahwa cucunya ini kelak akan menjadi pemimpin besar bagi umat manusia. Karena itulah, kakek tua yang amat berwibawa ini menghormati dan menyintai Muhammad lebih dari cucu-cucunya yang lain.

Diriwayatkan bahwa suatu hari Muhammad duduk di tempat yang dikhususkan untuk Abdul Mutthalib. Orang-orang bangkit untuk melarangnya, tetapi Abdul Mutthalib mengatakan bahwa Muhammad sangat layak untuk duduk di tempat itu.

Namun keteduhan payung Abdul Mutthalib tidak berumur panjang. Menginjak usia delapan tahun, Muhammad harus merelakan kepergian kakeknya itu. Akhirnya Muhammad tinggl dan diasuh oleh Abu Thalib pamannya yang menyintainya lebih dari anak-anak sendiri. Di rumah Abu Thalib inilah, beliau tumbuh hingga menginjak usia remaja remaja.

Saat berusia 12 tahun, Muhammad ikut menyertai pamannya, pergi ke Syam untuk berniaga. Sudah menjadi kebiasaan kafilah dagang dari Mekah untuk singgah beristirahat di tempat pendeta Buhaira. Kafilah Abu Thalib pun singgah di sana. Pendeta Buhaira menyambut kedatangan kafilah itu dengan tangan terbuka. Namun sang pendeta merasa ada keanehan. Kepada Abu Thalib dia mengatakan bahwa dirinya menyaksikan sesuatu yang menakjubkan di kafilah ini.

Abu Thalib yang tidak mengetahui apa maksud sang pendeta menyatakan bahwa dirinya tidak merasakan adanya keanehan. Hanya saja dia meninggalkan kemenakannya yang bernama Muhammad di dalam kemah.

Mendengar hal itu, Buhaira meminta Abu Thailb untuk membawa Muhammad masuk ke rumahnya. Melihat remaja tampan dan sopan itu, Buhaira meminta izin Abu Thalib untuk mengajaknya berbicara secara khusus. Sang pendeta membawa Muhammad ke tempatnya. Gerak-gerik, tutur kata dan jengkal demi jengkal tubuh Muhammad diperhatikannya. Selanjutnya Buhaira memanggil Abu Thalib dan berkata, “Wahai Abu Thalib, kelak kemenakanmu ini akan diangkat menjadi nabi. Dialah nabi yang dinanti-nantikan kedatangannya. Karena itu, bawalah dia kembali ke Mekah dan jangan biarkan kaum Yahudi di negeri Syam menyakitinya.”

Sesuai dengan anjuran pendeta Buhaira, Abu Thalib membawa Muhammad kembali ke Mekah.

Gelar al-Amin

Muhammad tumbuh besar menjadi pemuda yang dikenal dengan kejujuran, sehingga beliau mendapat gelar Al-Amin yang berarti orang yang terpercaya. Bagi masyarakat kota Mekah, tidak ada orang yang bisa dipercaya lebih dari Muhammad Al-Amin. Karena itu, ketika Abu Thalib mengusulkan kepada Khadijah binti Khuwailid untuk menjadikan Muhammad sebagai kepercayaan dalam perniagaannya, usulan itu disambut dengan merta merta. Pada usia 25 tahun, Muhammad melakukan perjalanan niaga ke Syam dengan membawa barang dagangan milik Khadijah, wanita kaya di kota Mekah yang amat disegani.

Untuk memudahkan pekerjaan, Khadijah mengirimkan suruhannya bernama Maisarah untuk menyertai dan membantu Muhammad. Kesopanan pemuda bergelar Al-Amin ini, kejujuran dan kepiawaiannya dalam berdagang menarik perhatian Maisarah. Perniagaan ini, membawa keuntungan yang banyak meski dalam berdagang, Muhammad sangat memperhatikan masalah kejujuran. Seluruh kisah perjalanan ini diceritakan oleh Maisarah kepada Khadijah.

Menikah Dengan Siti Khadijah AS

Dengan usul Abu Thalib dan sambutan Khadijah, Muhammad datang meminang wanita mulia ini. Perkawinan antara Muhammad Al-Amin dan Khadijah, disaksikan oleh para malaikat di langit dan bumi. Dari dua manusia mulia ini, kelak akan lahir seorang putri yang menjadi penghulu wanita seluruh jagat, yaitu Fatimah Az-Zahra.

Masa Muda Al-Amin dan Risalah Ilahiyah

Sejak kanak-kanak hingga menginjak usia dewasa, Muhammad dikenal oleh masyarakat sebagai seorang yang memiliki kepribadian agung, jujur, penyantun, gemar menolong mereka yang memerlukan dan berhati besar. Ketinggian akhlak beliau membuat kagum bangsa Arab khususnya suku Quresy di Mekah. Berbeda dengan para pemuda dan masyarakat di zaman itu, Muhammad tidak tertarik kepada kehidupan yang hanya mengejar kesenangan duniawi.

Pemuda putra Abdullah bin Abdul Mutthalib ini gemar menyendiri di lereng-lereng gunung atau di gua Hira untuk menghindari kehidupan syirik dan menyibukkan diri dengan beribadah dan bermunajat kepada Allah. Muhammad biasanya pergi ke gua Hira dengan membawa bekal dan akan turun ke kota jika perbekalan habis. Pergi ke gua Hira, menyendiri dan bermunajat di tempat yang sepi itu seorang diri akhirnya menjadi kegiatan rutin pemuda bergelar Al-Amin ini.

Di Hira, Muhammad menemukan ketenangan tersendiri yang tidak ia dapatkan di Mekah. Akhirnya, pada suatu hari ketika usianya menginjak 40 tahun, saat berada di dalam gua hira, Muhammad mendengar suara yang mengajaknya untuk membaca. Untuk pertama kalinya, Muhammad menerima ayat yang turun dari Allah swt. Iqra bismi rabbikalladzi khalaq, Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Ayat ini adalah yang pertama kalinya turun kepada Muhammad yang menandai kenabiannya.

Tidak sedikit orang yang mempersoalkan mengenai agama Nabi Muhammad SAW sebelum menerima risalah kenabian. Permasalahan mengusik hati ketika menyaksikan bahwa di zaman jahiliyyah, bangsa Arab khususnya di kota Mekah, tempat Rasulullah SAW menjalani kehidupannya, adalah bangsa penyembah berhala. Masing-masing kelompok dan kabilah memiliki berhala tersendiri yang diletakkan di dalam ka’bah atau di komplek masjidul haram. Sementara masing-masing orang memiliki berhala yang khusus yang disimpan di rumah masing-masing atau di kantong khusus agar bisa dibawa ke mana-mana.

Masalah inilah yang lantas melahirkan pertanyaan mengenai agama yang dianut oleh Rasulullah SAW sebelum diangkat menjadi nabi. Masalah kondisi di zaman jahiliyah dan penyembahan berhala yang dianut oleh bangsa Arab secara umum, adalah fakta sejarah yang tidak mungkin ditolak. Namun harus diingat bahwa di jazirah Arabia juga ada agama lain semisal agama Nasrani, Yahudi dan agama Ibrahimi.

Penduduk Najran rata-rata beragama nasrani, sementara di kota Yasrib, nama lain kota madinah, terdapat beberapa kabilah yang menganut agama Yahudi. Selain dua agama itu, tidak sedikit pula yang menganut ajaran Nabi Ibrahim as. Agama Ibrahimi ini dianut oleh sebagian besar bani Hasyim. Bukankah ketika Abdul-Muththalib menamakan anaknya dengan nama Abdullah yang berarti hamba Allah, menunjukkan bahwa tuhan yang sebenarnya di mata Abdul Mutthalib adalah Allah, bukan selain-Nya.

Ketika Allah mengangkatnya menjadi nabi dan utusan-Nya, Muhammad mengatakan kepada umat bahwa dia membawa ajaran Ibrahim. Seruan ini dikarenakan umat mengenal akan keberadaan ajaran yang demikian. Amalan ibadah seperti haji, umrah dan semisalnya yang juga dianut oleh bangsa Arab Jahiliyyah merupakan sisa-sisa ajaran Ibrahim as yang terus dijalankan meski dengan cara yang berbeda dengan ajaran sebenarnya. Semua ini menunjukkan bahwa tidak semua orang Arab di zaman itu menyembah berhala. Jika hal ini bisa diterima, muncul pertanyaan;

Masuk akalkah, orang yang bakal membawa ajaran agama ilahi yang paling sempurna, tetapi tidak mengikuti ajaran Ibrahim dan terjerumus ke dalam kesyirikan penyembahan berhala?

Jika Muhammad pernah menyembah berhala, tentunya, saat beliau menyeru kaum Quresy dan bangsa Arab untuk meninggalkan berhala, mereka akan mengingatkan bahwa dia sendiri pernah menyembah berhala. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Imam Ali bin Abi Thalib pernah bertanya kepada Rasulullah, “Ya rasulullah, apakah engkau pernah menyembah berhala?”

Beliau menjawab, “Sama sekali tidak.”

“Apakah engkau pernah meminum khamar?”

beliau juga menjawab, “Sama sekali tidak pernah.”

Dengan turunnya firman ilahi kepadanya dan turunnya perintah untuk mengajak kaumnya kepada penyembahan tuhan yang maha esa, Nabi Muhammad SAW menyampaikan misi mulia dan agung ini kepada sanak keluarganya. Orang yang pertama-tama menerima ajakan ini adalah Khadijah istri setia Rasulullah dan Ali bin Abi Thalib yang hidup dalam bimbingan dan asuhan beliau. Ajakan dan seruan Nabi ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan kepada keluarga dekatnya.

Proses dakwah secara sembunyi-sembunyi ini berlangsung selama tiga tahun, sampai akhirnya Allah swt menurunkan ayat yang berisi perintah untuk secara terbuka menyampaikan risalah ilahi ini kepada umat.

Dengan berdiri di atas sebuah bukit, Rasulullah SAW bertanya kepada kaumnya, “Wahai sekalian suku Quresy, jika akan katakan bahwa di belakang bukit ini ada pasukan musuh yang datang menyerang, apakah kalian akan mempercayai kata-kataku?”

Mereka menjawab, “Ya, pasti, sebab engkau adalah orang yang paling jujur.”

Rasulullah berkata lagi, “Jika demikian, ketahuilah bahwa aku membawa risalah dan ajaran dari Tuhan untuk kalian semua.” Rasulullah menjelaskan risalah yang beliau pikul kepada kaum Quresy. Akan tetapi berbeda dengan pernyataan awal mengenai kejujuran Muhammad Al-Amin, kali ini kaum Quresy yang dimotori oleh para pemukanya yang kafir semisal Abu Sufyan, Abu Jahal dan lainnya menuduh putra Abdullah ini telah membuat kebohongan besar.

Sejak saat itulah, dakwah kepada agama Islam dilakukan secara terbuka. Seiring dengan sambutan orang-orang yang berhati bersih kepada ajaran ini, sikap penentangan dan permusuhan kaum kafir terhadap ajaran ilahi ini juga semakin meningkat. Para pemuka Quresy yang merasa posisi dan kedudukan mereka terancam dengan adanya ajaran ilahi ini, serta merta megambil sikap frontal terhadap Muhammad, para pengikut dan ajarannya. Dengan memanfaatkan kedudukan, uang dan kekuatan, kaum kafir melakukan penyiksaan terhadap para pengikut ajaran islam.

Bilal bin Rabbah bekas budak Umayyah bin Khalaf, juga Yasir, istrinya Sumayyah dan anaknya Ammar adalah contoh dari kaum muslimin lemah yang menjadi korban penyiksaan. Bahkan Sumayyah dan Yasir gugur syahid setelah menjalani penyiksaan kaum kafir Quresy yang tidak mengenal batas kemanusiaan. Sementara Ammar terpaksa mengeluarkan kata-kata syirik dari mulutnya meski hatinya tetap memegang teguh keimanan.

Gangguan kaum kafir Quresy tidak hanya ditujukan kepada kaum muslimin, tetapi juga kepada pemimpin dan nabi pembawa risalah, Muhammad bin Abdillah SAW. Hanya saja, gangguan itu seberapa karena sikap Abu Thalib yang mati-matian membela Muhammad dan ajarannya. Bagaimanapun juga, Abu Thalib adalah figur yang sangat dihormati oleh kaum Quresy di Mekah. Berkali-kali para pembesar Quresy mendatangi Abu Thalib agar menghentikan aktifitas dakwah Muhammad yang menistakan berhala dan mengajak masyarakat kepada Tuhan yang esa. Meski demikian, Abu Thalib tetap pada pendiriannya untuk membela Muhammad dan ajarannya. Sikap Abu Thalib ini telah menyulut kemarahan para pembesar Quresy yang lantas memutuskan untuk memboikot Bani Hasyim dan para pengikut ajaran Islam.

Hijrah ke Habasyah

Pada pembahasan yang lalu telah disinggung bahwa kaum muslimin di kota Mekah, khususnya mereka yang berasal dari kalangan budak atau orang-orang yang memiliki kedudukan sosial rendah, mendapat perlakuan buruk dari kaum kafir Quresy. Tidak sedikit dari mereka yang disiksa dan ada pula yang dibunuh. Kondisi ini sangat menyulitkan umat Islam. Akhirnya, untuk melepaskan diri dari penderitaan dan untuk menjaga agar umat yang baru terbentuk tidak bisa dihancurkan, Rasulullah SAW memerintahkan sekelompok umatnya untuk berhijrah ke negeri Habasyah yang saat itu dipimpin oleh raja Najasyi.

Kelompok muhajirin ke Habasyah dipimpin oleh Ja’far putra Abu Thalib. Kepergian Ja’far dan rombongannya yang berjumlah kurang lebih delapan puluh orang ke Habasyah membuat berang kaum kafir Mekah. Merekapun mengirimkan utusan kepada raja Najasyi untuk menolak kehadiran kaum muslimin di negerinya. Permintaan Quresy tidak langsung dikabulkan oleh Najasyi. Raja yang beragama nasrani ini lantas memanggil Ja’far dan rombongannya ke istana.

Di tempat inilah dan di hadapan raja beserta para penasehat agamanya, Ja’far menjelaskan maksud kedatangannya ke Habasyah. Putra Abu Thalib ini dengan tegas mengatakan bahwa dia dan rombongannya, bukanlah budak yang lari dari tuannya atau pembunuh yang lari dari tebusan darah. Mereka lari dari Mekah hanya untuk menyelamatkan diri dari penyiksaan dan tekanan yang dilakukan para pemuka Quresy terhadap mereka. Mereka dianggap layak mendapat perlakuan buruk karena telah menyembah Tuhan yang Esa dan menolak sujud kepada berhala.

Penjelasan Ja’far bin Abi Thalib berhasil mematahkan makar utusan Quresy. Raja Najasyi memerintahkan untuk mengembalikan semua hadiah yang dikirim Quresy kepadanya. Utusan Mekah-pun meninggalkan negeri Habasyah. Untuk kaum muhajirin ini, Najasyi memberikan izin tinggal di negerinya dengan aman dan damai sampai kapanpun juga.

Pemboikotan Terhadap Bani Hasyim

Di Mekah, kaum kafir Quresy semakin kalap, kala menyaksikan jumlah mereka yang masuk agama Islam semakin bertambah. Pembesar-pembesar Mekah semisal Hamzah bin Abdul Mutthalib juga telah mengumumkan keislamannya. Hal ini membuat para pemuka Quresy berpikir untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi membunuh Muhammad tidaklah mudah. Sebab, bagaimanapun juga, bani Hasyim yang termasuk kelompok bangsawan Quresy tidak akan setuju.

Quresy membujuk Abu Thalib yang dipandang sebagai pelindung utama Rasulullah agar bersedia menerima uang tebusan dua kali lipat dari tebusan biasa, dan membiarkan Muhammad dibunuh. Pembunuhnya akan dipilih dari orang di luar Quresy. Dengan demikian, pembunuhan atas diri Muhammad tidak akan berbuntut pada perang saudara di Mekah. Usulan tersebut dipandang Abu Thalib sebagai tanda keseriusan Quresy untuk membunuh Nabi. Akhirnya Abu Thalib memanggil seluruh anggota keluarga bani Hasyim agar berkumpul di lembah Abu Thalib untuk melindungi Muhammad dari upaya teror yang direncanakan Quresy terhadapnya.

Bulan Muharram tahun ke-7 kenabian, kaum kafir Quresy menyusun sebuah perjanjian yang berisi pemboikotan terhadap bani Hasyim. Berdasarkan perjanjian ini, segala bentuk jual beli, pernikahan dan hubungan dengan bani Hasyim dilarang. Pemboikotan ini telah menyebabkan bani Hasyim yang berada di lembah atau syi’b Abu Thalib kesulitan mendapatkan bahan pangan dan keperluan hidup lainnya.

Pemboikotan ini dimaksudkan untuk memaksa bani Hasyim khususnya Abu Thalib, agar bersedia menyerahkan Muhammad kepada Quresy untuk dibunuh. Tekad mereka untuk menghabisi nabi terakhir ini, sedemikian kuat sehingga Abu Thalib memperkuat penjagaan atas diri Rasulullah. Di malam hari, Abu Thalib memerintahkan salah seorang dari bani Hasyim untuk tidur di pembaringan Rasulullah, demi menjaga keselamatan Nabi bergelar Al-Amin ini.

Kondisi serba sulit ini berlangsung selama tiga tahun. Selama itulah, mereka yang berada di dalam syi’b bergelut dengan rasa lapar dan keterasingan. Pekik tangis anak-anak bayi dari keluarga bani Hasyim yang kelaparan terkadang terdengar sampai ke luar lembah itu. Bagi sebagian orang Quresy, keadaan ini sungguh menyiksa batin mereka. Karena itu, mereka sepakat untuk mencabut boikot atas bani Hasyim.

'Tahun Kesedihan ('Amul Huzn )

Tahun sepuluh kenabian, setelah bani Hasyim keluar dari syib Abu Thalib dan terlepas dari pemboikotan, Abu Thalib dan Khadijah binti Khuwailid, paman dan istri Nabi yang selama ini menjadi pelindung dan pembela risalah kenabian, meninggal dunia. Wafatnya kedua manusia agung ini menjadi pukulan berat bagi Nabi. Betapa tidak, di saat kaum Quresy berniat membunuh beliau, Abu Thalib siap berkorban untuk melindungi Rasulullah. Di saat kaum kafir memboikot Nabi secara ekonomi, Khadijah menginfakkan seluruh hartanya untuk perjuangan Islam. Tahun 10 kenabian disebut oleh Rasulullah sebagai ‘amul huzn yang berarti tahun kesedihan karena kepergian dua insan pembela risalah kenabian.

Setelah Abu Thalib dan Khadijah wafat, dan setelah menyaksikan penentangan kaum Quresy, Nabi SAW pergi ke kota Thaif untuk mengajak warga di kota itu kepada agama Islam. Tetapi warga Thaif menyambut Nabi dengan lemparan batu dan cacian. Akibat kekurangajaran warga Thaif, malaikat Jibril mendatangi Rasulullah dan meminta izin untuk menghukum mereka. Tetapi nabi yang oleh Allah disebut sebagai orang yang penyayang ini menolak sambial mengatakan, “Ya Allah ampunilah kaumnya, karena mereka tidak mengetahui kebenaran yang aku bawa.”

Keislaman Aus dan Khazraj

Setelah kembali ke kota Mekah, Nabi memfokuskan dakwahnya kepada suku-suku Arab lainnya yang berdatangan ke kota itu untuk melaksanakan ibadah haji. Dari situlah, beliau berkenalan dengan orang-orang Aus dan Khazraj, penduduk kota Yatsrib yang kemudian berubah nama menjadi Madinah. Di Yatsrib, suku Aus dan Khazraj merupakan musuh bebuyutan yang sejak lama terlibat perang saudara. Di kota itu, hidup pula suku-suku beragama Yahudi yang sering mengabarkan kepada mereka akan kedatangan Nabi di akhir zaman.

Setelah berkenalan dengan Nabi Muhammad SAW dan ajara yang dibawanya, orang-orang dari Aus dan Khazraj menyatakan ikrar keimanan kepada beliau. Mereka bahkan mengingat janji dan baiat dengan Nabi. Orang-orang Aus dan Khazraj yang telah menemukan seorang pemimpin yang dapat mengakhiri permusuhan di antara mereka, menawarkan kepada Rasulullah SAW agar beliau bersedia berhijrah ke kota mereka.

Sesuai dengan tawaran itu, dan dengan perintah Allah swt, Rasul SAW memerintahkan kaum muslimin Mekah untuk berhijrah ke Madinah. Rombongan demi rombongan kaum muslimin Mekah bergerak ke arah Yastrib. Gelombang hijrah ini terus berlanjut dan berpuncak pada hijrah Nabi ke kota itu.

Hijrah ke Madinah

Hijrah yang berarti perpindahan dianggap sebagai salah satu ibadah dengan nilai pahala yang tinggi. Dalam banyak ayat Al-Qur’an Allah swt menjelaskan kemuliaan ibadah ini dan menjanjikan ganjaran yang berlipat ganda kepada mereka yang berhijrah. Sebab, selain kesulitan yang dihadapi seorang muhajir baik kesulitan karena meninggalkan negeri asal, kesulitan di negara baru dan banyak hal lain, hijrah juga dimaksudkan untuk menjaga dan memelihara agama dan risalah ilahi yang terakhir ini.

Di negeri yang baru, langkah pertama yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah membangun masjid yang merupakan pusat kegiatan Islam dan pemersatu umat. Masjid pertama yang dibangun di Madinah adalah masjid Quba’ yang oleh Allah disebut sebagai masjid yang dibangun di atas pondasi ketaqwaan. Pembangunan masjid ini dilakukan oleh seluruh umat Islam baik penduduk asli maupun pendatang. Rasul-pun ikut ambil bagian dalam membangun masjid Quba’.

Pemerintahan Nabawi

Langkah berikutnya yang dilakukan Nabi adalah memupuk persaudaraan di antara kaum muslimin. Beliau memerintahkan masing-masing sahabat untuk memilih orang yang akan dijadikan sebagai saudara. Sementara beliau sendiri memilih Ali bin Abi Thalib sebagai saudaranya. Dengan demikian, terciptalah suasana persaudaraan yang kuat di tengah umat Islam pada hari-hari pertama kehadiran Rasulullah SAW di Madinah.

Berikutnya untuk melindungi Madinah dari ancaman yang mungkin datang dari umat lain, Rasulullah SAW mengadakan perjanjian damai dengan umat Yahudi yang berada di sekitar kota Madinah. Sebagaimana yang telah disinggung, suku Aus dan Khazraj sering mendengar janji kedatangan Nabi akhir zaman dari umat Yahudi yang hidup di dekat mereka. Ada tiga kabilah besar Yahudi di Madinah, yaitu, Bani Nadhir, Bani Qainuqa dan Bani Quraidhah. Dengan ketiga kelompok ini, Rasulullah SAW mengikat perjanjian untuk tidak saling mengganggu.

Setelah langka-langkah awal diambil Rasulullah SAW menyibukkan diri dengan membimbing umat kepada ajaran yang diterimanya dari Allah swt. Di kota inilah, beliau mendapatkan wahyu-wahyu yang menjelaskan hukum-hukum syariat secara lebih luas. Wahyu inilah yang kemudian diajarkan Nabi SAW kepada umatnya.

Perang Badr

Sementara itu, dengan kepergian Nabi ke Madinah, permusuhan kaum kafir Quresy kepada umat Islam masih belum reda. Penyiksaan dan gangguan mereka kepada kaum muslimin yang masih berada di Mekah dan tidak dapat keluar dari kota itu semakin menjadi. Di lain pihak harta benda yang ditinggalkan oleh mereka yang telah berhijrah ke Madinah dirampas oleh Quresy. Hal inilah yang mendasari perintah Rasulullah SAW untuk mencegat kafilah dagang Quresy yang melintas dekat Madinah dalam perjalanan perniagaan menuju Syam atau dari Syam menuju Mekah.

Tahun kedua hijriyah, Rasulullah SAW bersama 313 sahabatnya bergerak menuju Badr untuk mencegat kafilah Quresy yang membawa harta berlimpah hasil dari perniagaan di Syam. Setelah mendengar berita itu, Abu Sufyan, yang memimpin kafilah ini, mengirimkan utusannya ke Mekah untuk meminta bantuan tentara Quresy dalam menghadapi ancaman ini.

Bagi Quresy, pencegatan kafilahnya oleh kaum muslimin tidak hanya berarti kerugian harta tetap juga kehormatan suku besar di Mekah ini. Untuk itu, Abu Jahl yang merupakan salah satu bangsawan terkemuka Quresy bersama seribu orang lengkap dengan peralatan perang meninggalkan kota Mekah dan bergerak menuju Badr. Sementara kafilah pimpinan Abu Sufyan dengan melintasi jalan alternatif berhasil lolos dari sergapan kaum muslimin. Abu Sufyan mengirimakn kurirnya untuk meminta Abu Jahl kembali kep mekah karena bahaya telah berlalu. Namun pesan itu ditolaknya. Abu Jahl bersikeras untuk berhadapan dan terlibat perang dengan pasukan Madinah. Ia berpikir, dengan demikian, umat Islam akan jera atau bahkan terhabisi.

Di Badr, pasukan muslimin yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW telah bersiap siaga. Pasukan kecil berjumlah 313 orang dan peralatan yang ala kadarnya, siap menghadapi seribu orang di barisan Quresy yang bersenjata lengkap. Namun keimanan yang dimiliki oleh umat Islam lah yang menjadi mesin pendorong mereka untuk tegar dan siap menanti kematian di jalan Allah yang basalannya adalah surga.

Tanggal 17 Ramadhan tahun kedua hijriyah, perang di Badr berkecamuk setelah diawali dengan duel satu lawan satu antara tiga jawara dari dua barisan. Satu demi satu korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Darah bersimbah di sana sini. Tak lama, berita tersebar bahwa Abu Jahl yang oleh Rasul disebut sebagai Firaun di tengah umat ini tewas di tangan pasukan muslimin. Terbunuhnya Abu Jahal dan beberapa pemuka Quresy di medan perang Badr menjadi pukulan berat bagi pasukan Mekah yang akhirnya memilih untuk melarikan diri.

Dalam perang Badr, pasukan Quresy menderita kerugian tujuh puluh tewas dan tujuh lainnya tertawan. Sementara barang rampasan perang yang ditinggalkan tidak sedikit. Diperkirakan sekitar 150 unta, sepuluh kuda, sejumlah kulit dan kain, serta peralatan perang ditinggalkan oleh pasukan Mekah yang lari tunggang langgang menyelamatkan diri.

Perang Uhud

Kekalahan Quresy dalam perang Badr menjadi pukulan berat bagi mereka. Betapa tidak, Muhammad dan pengikutnya yang belum lama ini menjadi bulan-bulanan tekanan dan penyiksaan kini telah memiliki kekuatan yang dapat melumpuhkan pasukan Quresy. Untuk itu, para pemuka Mekah merencanakan tindakan balas dendam. Akhirnya diputuskan, bahwa Quresy akan menyerang kaum muslimin di Madinah dengan segenap kekuatan yang ada. Maka dibuatlah persiapan yang matang. Setiap keluarga dari Quresy khususnya, mereka yang salah satu anggoatanya terbunuh di perang Badr dikenai kewajiban untuk mendanai perang besar ini.

Setelah segala sesuatunya dirasa matang, pasukan Quresy yang berjumlah 3.000 orang dengan senjata lengkap bergerak ke arah Madinah. Berita bergeraknya pasukan Quresy ke arah Madinah sampai ke telinga Rasul. Beliau lantas mengumpulkan para sahabatnya dan bermusyawarah dengan mereka. Beliau menanyakan pendapat mereka, apakah kaum kafir akan dihadapi di dalam Madinah atau di luar Madinah? Mereka yang lebih muda dan tidak hadir di perang Badr mengusulkan untuk menghadang pasukan Mekah di luar Madinah. Pendapat inilah yang lantas disahkan.

Kaum muslimin yang berjumah sekitar 1000 orang bergerak ke luar kota Madinah. Namun di tengah jalan sebanyak 300 orang termakan oleh tipu daya si munafik Abdullah bin Ubay, dan berpisah dari barisan Rasulullah. Sesampainya di kawasan gunung Uhud, Rasul memerintahkan 50 orang sahabtanya untuk mengambil posisi di bukit Ainain yang kemudian berubah nama menajdi Jabal Rumath atau gunung pemanah. Kepada mereka, beliau berpesan untuk tidak meninggalkan bukit itu, menang atau kalah.

Perang berkecamuk. Pada awalnya, pasukan muslimin berhasil memukul mundur tentara Mekah. Di saat tentara kafir meningggalkan medan, para pemanah turun dari bukit untuk mengumpulkan rampasan perang. Imbauan Abdullah bin Jubair yang menjadi komandan para pemanah kepada anak buahnya untuk kembali ke posisi asal mereka tidak digubris. Kekosongan ini dimanfaatkan pasukan berkuda Quresy untuk menyerang di balik bukit. Melihat keadaan ini pasukan kafir yang asalnya melarikan diri, kembali ke medan perang. Dengan demikian, posisi kaum muslimin terjepit.

Barisan yang asalnya teratur dan mengendalikan jalannya pertempuran kini tercabik-cabik. Tidak sedikit pejuang muslim yang lari menuju Madinah, setelah isu terbunuhnya Nabi tersebar di tengah medan. Hanya sekelompok kecil yang terus bertahan dan bertarung habis-habisan. Ketangkasan Ali dan keberaniannya dipuji oleh para malaikat. Terdengar suara yang memuji Ali dan pedangnya yang bernama Dzul fiqar, ‘La Fata Illa Ali La Saifa illa Dzulfiqar’, tidak ada yang jantan seperti Ali dan tidak ada pedang seperti Dzul Fiqar.

Sebanyak tujuh puluh orang dari barisan muslimin termasuk paman Nabi, Hamzah bin Abdul Mutthalib, gugur syahid dalam perang ini. Nabi sendiri mengalami luka yang cukup serius. Namun berkat kepemimpinan putra Abdullah ini, kaum muslimin kembali berhasil memegang kendali peperangan setelah merapikan barisan. Menyaksikan hal itu, Abu Sufyan memerintahkan kepada pasukan kafir Quresy untuk menghentikan perang dan kembali ke Mekah. Dengan demikian berakhirlah perang Uhud.

Perang Khandaq

Setelah terjadinya perang Uhud yang merupakan pembalasan dendam suku Quresy atas kekalahan telaknya pada perang Badr, kekuatan kaum muslimin di Madinah mulai diperhitungkan. Munculnya kekuatan baru yang membawa simbol keagamaan baru dirasa oleh banyak suku Arab sebagai ancaman yang serius. Untuk itu, ketika Abu Sufyan meminta dukungan dana dan tentara dari suku-suku tersebut untuk memerangi Madinah dan menghancurkan kaum muslimin, segera terkumpul pasukan dan dana yang besar.

Pada tahun kelima hijriyah, sekelompok orang Yahudi datang ke Mekah untuk memprovokasi kaum kafir Quresy agar menyerang kaum muslimin di Madinah. Untuk memperkuat pasukan, Quresy meminta bantuan suku-suku Arab lainnya yang memendam permusuhan dengan Rasulullah SAW. Dalam perang ini, Quresy juga meminta bantuan suku-suku Arab yang memiliki perjanjian militer dengannya. Akhirnya, Abu Sufyan berhasil menghimpun kekuatan sebesar 10 ribu tentara. Jumlah ini dipandang amat besar untuk menyerang sebuah kota yang jumlah penduduknya baik laki-laki, perempuan, anak kecil maupun orang lanjut usia, hanya sekitar 10 ribu orang.

Ketika berita rencana serangan pasukan besar yang dikenal dengan Ahzab ini sampai ke telinga Rasulullah SAW, beliau mengumpulkan para sahabatnya untuk meminta pendapat mereka. Pada saat itu, Salman Al-Farisi, sahabat Nabi yang berasal dari negeri Persia mengatakan, bahwa orang-orang di negerinya biasa menggali parit ketika mengkhawatirkan serangan musuh. Pendapat ini akhirnya disetujui oleh Nabi SAW.

Rasul memerintahkan para sahabatnya untuk menggali parit di sepanjang wilayah utara kota Madinah. Sebab, daerah utaralah satu-satunya pintu yang mudah untuk memasuki kota Madinah, mengingat bukit-bukit bebatuan yang membentengi kawasan timur dan barat kota ini sehingga musuh tidak mungkin menyerang dari sana. Bukit-bukit itu juga relatif menutupi kawasan selatan kota Madinah, meski tetap meninggalkan celah-celah kecil.

Selama enam hari, seluruh kaum muslimin termasuk pemimpin mereka, yaitu Rasulullah SAW bahu membahu menggali parit. Setelah parit siap, pasukan kaum muslimin mengambil posisi pertahanan di dalam kota Madinah. Dan pasukan pemanah juga telah siap di posisi masing-masing.

Di saat seperti itu, Yahudi bani Quraidhah yang tinggal di Madinah merobek isi perjanjian damai dengan Rasulullah. Tidak hanya itu, mereka juga bersiap-siap melakukan pengkhianatan dan membantu pasukan Ahzab untuk menghabisi kaum muslimin. Akibatnya, umat Islam menghadapi musuh yang besar di luar dan musuh di dalam.

Pasukan kafir terperangah ketika menyaksikan bentangan parit yang menghalangi gerak maju mereka. Bangsa Arab saat itu tidak mengenal strategi pertahanan dengan membuat parit. Di luar parit pasukan Ahzab mendirikan kemah. Beberapa kali pasukan berkuda Ahzab berusaha menyeberang parit, namun usaha mereka gagal setelah pasukan muslimin menghalau mereka dengan hujan anak panah.

Suatu ketika, beberapa jawara Ahzab termasuk Amr bin Abdi Wad berhasil menyebrangi parit melalui bagian yang relatif sempit. Di sanalah, Amr dengan congkaknya menantang siapa saja yang berani untuk bertarung dengannya. Hanya Ali bin Abi Thalib yang menjawab tantangan itu, karena Amr bin Abdi Wad dikenal sebagai pahlawan Arab yang keberaniannya paling kesohor. Nabi SAW melilitkan serbannya di kepala Ali dan mendoakannya.

Ali yang mewakili kaum muslimin kini berhadap-hadapan dengan Amr yang mewakili kubu kaum kafir. Debu-debu beterbangan dan serunya pertarungan itu hanya bisa didengar dari dentingan suara pedang. Semua menantikan hasil pertarungan itu dengan hati berdebar-debar. Tak lama kemudian terdengar pekik takbir Ali yang menandakan terbunuhnya Amr di tangan pahlawan muslim ini. Kemenangan Ali atas Amr dipuji oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya. Beliau bersabda, pukulan Ali pada perang parit lebih mulia dari ibadah seluruh manusia dan jin.

Kekalahan Amr telah menebar kekecewaan dan keputus-asaan di hati kaum kafir. Bertiupnya badai yang memporakporandakan perkemahan mereka dan minimnya persediaan rumput untuk binatang ternak dan kuda-kuda mereka telah mengendurkan tekad untuk menyerang kota Madinah. Akhirnya Abu Sufyan yang menjadi komandan pasukan Ahzab memerintahkan untuk berkemas dan kembali ke Mekah.

Kisah perang Ahzab secara cukup detail diceritakan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab.

Sebagaimana yang telah disinggung sebelum ini, ada tiga kabilah Yahudi yang tinggal di Madinah dan sekitarnya. Mereka adalah kabilah Bani Qainuqa, bani Nadhir dan Bani Quraidhah. Dengan mereka inilah Nabi SAW mengikat perjanjian untuk tidak saling mengganggu. Perjanjian ini dibuat untuk menciptakan suasana damai di Madinah antar beberapa kelompok untuk bisa hidup berdampingan dengan damai.

Namun ketiga kabilah Yahudi tersebut akhirnya melakukan pengkhianatan dan pelanggaran terhadap kesepakatan. Kabilah Bani Qainuqa dan kabilah bani Nadhir diusir dari Madinah kerena pengkhianatan mereka. Sedangkan bani Quraidhah mendapatkan hukuman yang lebih berat karena pengkhianatan mereka yang amat besar. Seperti yang telah dijelaskan tadi, di saat kaum muslimin Madinah menghadapi ancaman serangan pasukan Ahzab yang berjumlah sepuluh ribu orang, Yahudi bani Quraidhah merobek isi perjanjian damai mereka dengan Rasulullah.

Pengkhianatan yang dilakukan oleh kelompok sedemikian besar sehingga mengancam keamanan seluruh Madinah. Setelah berakhirnya perang Ahzab atau perang Khandaq yang diwarnai dengan kepulangan pasukan kafir ke negeri masing-masing, Allah swt memerintahkan Nabi-Nya untuk mengepung dan menyerang bani Quraidhah. Dengan posisi yang terjepit dan mental yang telah melemah karena kepergian pasukan Ahzab, bani Quraidhah menyerah di tangan Nabi SAW.

Nabi SAW memberikan wewenang kepada Saad bin Mu’adz, pemimpin Aus yang dulu sekutu dekat kelompok ini, untuk memutuskan hukuman apa yang akan dijatuhkan terhadap bani Quraidhah. Saad memutuskan untuk memenggal kepala orang-orang lelaki dari kelompok ini dan menawan anak kecil dan kaum wanitanya. Vonis ini disebut oleh Rasulullah sebagai vonis ilahi.

Perang Mu'tah

Setelah tentara muslimin berhasil menundukkan kekuatan kaum Yahudi di Kheibar, dan setelah keamanan dan stabilitas berhasil ditegakkan di Hijaz, maka Rasul Allah saaw berpikir untuk memusatkan dakwahnya kepada penduduk di kawasan-kawasan perbatasan dengan Syam. Untuk itu Rasul Allah saaw mengutus salah seorang sahabat, bernama Harits bin Umair Al-Azdi, dengan membawa sepucuk surat untuk diserahkan kepada pemimpin Ghasasinah, bernama Al-Harits bin Abi Syimr Al-Ghassani. Akan tetapi, setelah menerima dan membaca surat Rasul Allah, pemimpin Ghasasinah ini menangkap dan membunuh utusan Nabi di suatu tempat bernama Mu’tah. Perbuatan membunuh utusan ini dianggap sebagai pelanggaran besar terahdap peraturan yang berlaku saat itu, yang melarang membunuh utusan yang datang dari pihak musuh sekalipun. Hal ini membuat Nabi marah dan beliau memutuskan akan menghukum pembunuh utusan beliau.

Selain itu, sebelumnya pun Rasul Allah saaw telah mengutus 15 orang dari sahabat beliau ke kawasan Syam, untuk mengajak penduduk negeri itu kepada Islam. Akan tetapi penduduk setempat menangkap mereka semua. Kemudian terjadi perlawanan dan pertempuran diantara mereka. Oleh karena kekuatan yang sangat tidak seimbang, maka semua sahabat Nabi tersebut gugur syahid, kecuali satu orang yang terluka dan berhasil kembali kepda Nabi di Madinah dan memberitakan peristiwa tersebut.

Dua peristiwa tersebut telah menciptakan kondisi politik yang panas diantara kedua belah pihak. Kemudian pada bulan Jumadil Awal, Rasul Allah saaw memerintahkan kaum muslimin untuk berjihad, dan beliau mengutus tentara berjumlah 3000 orang. Rasul Allah saaw menunjuk Ja’far bin Abitalib sebagai panglima perang, dengan catatan, jika ia gugur, maka Zaid bin Harits, menggantikannya. Jika Zaid gugur pula, maka Abdyullah bin Rawwahah menggantikannya. Jika Abdullah juga gugur, maka mereka harus mengambil kesepakatan untuk mengangkat salah seorang diantara mereka sebagai panglima. Rasul Allah saaw pun menyempatkan diri untuk menghantarkan mereka dan mengucapkan selamat jalan kepada tentara muslimin tersebut, seraya mendoakan : Semoga Allah membela kalian, dan mengembalikan kalian dalam keadaan selamat, dan dengan kemenangan.

Di Syam, Al-Harits bin Abi Syimr Al-Ghassani, yang berkuasa di Bashro, telah mempersiapkan pasukan berjumlah 100.000 orang untuk menahan langkah maju tentara muslimin. Sementara itu, Kaisar Syam sendiri juga mempersiapkan 100.000 tentara untuk berjaga-jaga, dan akan turun ke medan pertempuran jika diperlukan.

Sebagaimana diketahui, saat itu Syam dikuasi oleh kekaisaran Romawi, dan ada beberapa penguasa Arab yang dijajah dan menyatakan tunduk kepada kaisar Romawi. Mereka ini adalah negara-negara blok Romawi. Sebagaimana di zaman kita ini kita mengenal ada blok barat dan blok timur, maka saat itu pun ada blok Romawi dan blok Persia. Negeri Syam yang merupakan blok Romawi tentu didukung oleh kekuatan Romawi.

Kekuatan dua pasukan yang akan bertempur ini jelas tidak seimbang. Peperangan pun berlangsung selama beberapa hari. Di pihak muslimin, satu persatu panglima tentaranya gugur. Mulai dari Ja’far, Zaid dan Abdullah bin Rawahah. Kemudian pasukan muslimin sepakat mengangkat Khalid bin Walid sebagai penglima. Khalid pun menyusun taktik perang yang tidak dikenal sebelumnya. Ia membagi tentara muslimin menjadi dua bagian. Bagian pertama tetap berada di garis peperangan, sedangkan bagian kedua diminta untuk memisah dan menempatkan diri di jarak yang cukup jauh. Semua itu dilakukan di malam hari dan dengan kerahasiaan yang ketat. Pasukan yang kedua ini diminta untuk bergabung dengan pasukan pertama yang berada di medan perang, di pagi hari begitu peperangan telah dimulai lagi.

Maka persis sebagaimana yang tekah diatur, ketika besok paginya perang berkobar lagi antara pasukan muslimin yang bertahan di medan perang dengan pasukan musuh dari Syam, pasukan muslimin yang tadi malam memisahkan diri di suatu tempat, berdatangan untuk bergabung. Pasukan musuh menyangka bahwa yang datang itu adalah bala bantuan baru dari Madinah, yang menambah jumlah pasukan muslimin. Hal itu menyebabkan pasukan musuh kehilangan nyali, sehingga pasukan muslimin kemudian berhasil mengalahkan mereka dan kembali ke Madinah dengan kemenangan.

Rasul Allah saaw sangat sedih ketika mendengar bahwa Ja’far bin Abi Thalib gugur di medang perang Mu’tah. Dan tiap kali mengingat peristiwa tersebut beliau menangis. Dalam sejarah disebutkan bahwa kedua tangan Ja’far terpotong oleh pedang musuh, sebelum kemudian beliau gugur syahid. Rasul Allah saaw mengatakan bahwa Ja’far mendapat hadiah berupa dua sayap yang membuatnya dapat terbang di surga. Untuk itulah kemudian Rasul Allah saaw menjulukinya dengan “Ja’far At-Thayyar” yang artinya kira-kira “Ja’far yang Terbang”.

Selain itu, Rasul Allah saaw, tentu saja atas perintah Allah swt, juga memberikan hadiah sebagai cara untuk mengenang Ja’far At-Thayyar, dengan mensyareatkan suatu amalan sunnah berupa salat, yang dinamai sebagai salat Ja’far At-Thayyar. Salat ini dikenal di kalangan Ahlussunnah wal Jama’ah dengan nama salat Tasbih. Meskipun di kalangan Syiah saja salat ini dikenal dengan nama salat Ja’far, akan tetapi ia dilakukan bukan untuk Ja’far At-Thayyar. Namanya saja salat Ja’far, tetapi fadlilah, keutamanan dan pahalanya yang sangat besar, adalah bagi siapa saja yang melakukannya.

Pelanggaran Perjanjian Hudaibiyah oleh Kaum Qureisy

Sebagaimana Anda ketahui, Rasul Allah saaw pernah menjalin perjanjian damai dengan kaum musyrikin Quraisy yang dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah. Isi terpenting dari perjanjian tersebut ialah bahwa kedua belah tidak akan saling memerangi baik langsung mapun tidak langsung.

Akan tetapi kaum Quraisy, melanggar perjanjian Hudaibiyah ini ketika mereka memasok kabilah Bani Bakr dengan senjata perang. Kaum Qureisy mendorong Bani Bakr dari suku Kinanah yang bersahabat dengannya ini untuk menyerang Khuza’ah yang bersahabat dengan muslimin. Maka Bani Bakr pun menyerang Bani Khuza’ah pada malam hari. Mereka membunuh sejumlah mereka dan menyandera sejumlah lainnya. Rasul Allah saaw mendengar tentang perbuatan Bani Bakr terhadap Bani Khuza’ah yang mendapat dukungan dari Qureisy. Rasul pun berjanji akan menolong Bani Khuza’ah.

Akan tetapi kaum Qureisy menyesali pelanggaran yang mereka lakukan, yaitu mempersenjatai Bani Bakr dan mendorongnya untuk memerangi Khuza’ah. Mereka pun mengirim salah seorang tokoh mereka yaitu Abu Sufyan ke Madinah untuk menjumpai Nabi saaw dan meminta maaf sekaligus menekankan komitmen mereka terhadap perjanjian damai yang telah mereka buat di Hudaibiyah. Mula-mula Abu Sufyan mendatangi rumah putrinya, Ummu Habibah, salah seorang istri Rasul Allah saaw.

Akan tetapi ia tidak mendapat penghormatan yang semestinya dari putrinya ini, melihat bahwa Abu Sufyan adalah seorang musyrik dan najis. Kemudian Abu Sufyan pergi langsung menemui Nabi saaw, dan berbicara kepada beliau tentang kemungkinan memperbarui pernajnian damai. Akan tetapi Rasul Allah saaw tidak memberikan jawaban apa pun kepadanya, yang menunjukkan bahwa beliau tidak menaruh perhatian kepada Abu Sufyan dan misi yang dibawanya.

Abu Sufyan masih belum berputus asa, dan pergi menemui beberapa sahabat Nabi saaw untuk menolongnya menyampiakan misi yang ia bawa kepada Nabi, yaitu membuat perjanjian damai baru. Akan tetapi para sahabat pun tidak memberikan jawaban. Kemudian Abu Sufyan pergi ke rumah Imam Ali dan Sayidah Fatimah as, menyampaikan permohonan agar mereka bersedia membantunya untuk berbicara dengan Rasul Allah saaw. Imam Ali as menjawab, “Demi Allah, Rasul Allah saaw telah mengambil keputusan dimana tak ada satu pun dari kami yang dapat memintanya untuk mengubah keputusan tersebut.”

Abu Sufyan pun menoleh kepada Sayidah Fatimah as, lalu meminta kepada beliau untuk berbicara kepada Nabi saaw dan menyampaikan permohonan maaf dari kaum musyrikin Qureisy. Akan tetapi Sayidah Fatimah pun dengan tegas menolak seraya mengatakan bahwa semua itu terpulang kepada keputusan Rasul Allah saaw sendiri.

Adapun Rasul Allah saaw, telah mengambil ketetapan dan memerintahkan mobilisasi umum dengan tujuan menaklukkan kota Makkah, benteng terkuat diantara benteng-benteng para penyembah berhala, dan menghancurkan pemerintahan kaum Qureisy yang zalim, yang selama ini merupakan kendala terbesar bagi kemajuan dan penyebaran ajaran Islam.

Doa Nabi saaw di hari-hari itu ialah permohonan kepada Allah swt agar membutakan mata orang-orang Qureisy sehingga tidak meliat kedatangan muslimin dan tidak mengetahui tujuan mereka. beliau berdoa demikian :

اللّهم خُذ على قريش أبصارهم فلا يروني إلاّبغتةً ولا يسمعون بي إلاّ فجأة

"Ya Allah cabutlah penglihatan orang-orang Qureisy sehingga mereka tidak akan melihat kedatanganku kecuali dalam keadaan tiba-tiba dan tidak mendengar rencanaku ini kecuali mendadak"

Di bulan Ramadlan tahun kedelapan, berkumpullah umat muslimin dalam jumah yang besar untuk berangkat menuju Makkah. Berbagai kabilah dan suku Arab yang telah menyatakan keislaman mereka juga turut serta. Diantara mereka yang ikut dalam rombongan fathu Makkah ini ialah, kaum Muhajirin 700 orang dengan tiga bendera ditambah 300 ekor kuda. Kaum Anshar 4000 orang dengan banyak bendera ditambah 700 ekor kuda. Kabilah Muzainah 1000 orang dengan dua bendera dan 100 ekor kuda. Kabilah Juhainah 800 orang dengan empat bendera dan 50 ekor kuda. Kabilah Bani Ka’ab 500 orang dengan tiga bendera. Selain mereka ikut pula sejumlah besar orang dari kabilah Ghifar, Asyja’ dan Bani Sulaim. Ibnu Hisyam, salah seorang penulis sejarah terkenal mengatakan bahwa muslimin yang ikut serta dalam Fathu Makkah mencapai 10.000 orang.

Hampir saja berita tentang kedatangan kaum muslimin ke Makkah ini sampai ke telinga orang-orang Makkah. Jibril as datang kepada Nabi saaw memberitakan bahwa ada seorang mata-mata di kalangan muslimin yang mengirim surat kepada kaum Qureisy, melalui seorang perempuan bernama Sarah, seorang penyanyi dan penghibur, yang ingin membocorkan rencana besar Rasul Allah saaw menaklukkan kota Makkah ini. Jibril memberitakan bahwa perempuan bersama suatu rombongan tengah bergerak menuju Makkah.

Mendengar itu Rasul Allah saaw memerintahkan kepada Imam Ali as, Miqdad dan Zubeir, untuk mengejar perempuan tersebut, menahannya dan mengambil surat itu darinya. Mereka bertiga berhasil mengejar rombongan tersebut, lalu menahan perempuan itu dan memintanya untuk menyerahkan suratnya. Akan tetapi perempuan tersebut membantah dan mengatakan bahwa ia tidak membawa surat apa pun.

Tentu saja Imam Ali as sama sekali tidak percaya omongan perempuan ini karena ia yakin seratus persen bahwa Jibril as tidak mungkin berbohong. Untuk itu beliau berkata dengan nada keras dan mengancam perempuan tersebut, jika tidak bersedia menyerahkan surat, terpaksa beliau akan menggeledahnya. Karena merasa takut maka perempuan itu pun menyerah dan mengeluarkan surat rahasia tersebut.

Penaklukan kota Mekah ( Fathu Makkah )

Setelah kaum musyrikin Qureisy melanggar perjanjian damai dengan Rasul Allah saaw, dan setelah utusan mereka yaitu Abu Sufyan, gagal meminta maaf dari Rasul Allah saaw, dan kembali ke Makkah dengan tangan hampa, Rasul Allah saaw menyusun rencana rahasia untuk menaklukkan kota Makkah. Akan tetapi beliau tidak menginginkan adanya pertumpahan darah dalam hal ini. Untuk itulah beliau menyusun strategi dengan sangat rapi, dengan memperhitungkan tujuan beliau itu.

Rasul Allah saaw pun memulai gerakan besarnya ini tanpa seorang pun yang mengetahui dengan pasti tujuan beliau, selain sejumlah kecil orang kepercayaan beliau. Saat itu tanggal 10 Ramadlan. Beliau dan muslimin dalam keadaan berpuasa. Di tengah jalan beliau berbuka dengan meneguk air, dan meminta seluruh anggota pasukan untuk melakukan hal yang sama, dengan tujuan agar mereka memiliki kekuatan dan tidak lemah ketika berhadapan dengan musuh.

Setelah Rasul bergerak dari Madinah menuju Makkah, paman beliau, Abbas bin Abdulmuttalib, juga bergerak dari Makkah menuju Madinah untuk bergabung bersama Rasul Allah saaw. Sebagaimana diketahui, setelah Rasul Allah saaw dan muslimin berhijrah dari Makkah ke Madinah, Abbas bin Abdulmuttalib tetap berada di Makkah, tidak ikut berhijrah ke Madinah. Hal itu adalah atas permintaan Nabi saaw, dengan tujuan agar Abbas memata-matai semua kegiatan kaum musyrikin Quraisy dan menghinformasikannya kepada Rasul Allah saaw di Madinah.

Untuk itulah Abbas paman Rasul ini, menyembunyikan keislamannya dan menjalin hubungan yang baik dengan tokoh-tokoh Qureisy seperti Abu Sufyan dan lain-lain. Ketika Abbas menyongsong ke datangan Rasul Allah dan muslimin di tengah jalan antara Makkah dan Madinah, Abbas membawa serta Abu Sufyan dan seorang lagi tokoh Qureisy bernama Abdullah bin Abi Umayyah bin Al-Mughirah. Dua orang ini adalah yang paling getol memusuhi Rasul Allah saaw dan yang sangat aktif dalam usaha menggagalkan dakwah beliau. Setelah Abbas dan dua orang ini bergabung bersama Rasul Allah saaw, kedua orang tersebut ingin bertemu dengan Nabi, akan tetapi mereka tidak mendapat ijin untuk itu.

Ketika pasukan Islam sudah sampai di pinggiran kota Makkah, Rasul Allah saaw memerintahkan untuk menyalakan api di atas gunung dan bukit-bukit sekitar Makkah dari arah Madinah, dengan tujuan menciptakan rasa takut dipada penduduk Makkah. Beliau juga meminta agar setiap orang dari tentaranya membawa obor di tangan sehingga akan tampak sebuah garis memanjang dari api. Semua itu adalah untuk menunjukkan kepada penduduk Makkah bahwa yang datang kali ini adalah pasukan muslimin dalam jumlah yang besar. Rasul Allah saaw juga mengutus Abbas, paman beliau, untuk memberitakan kepada warga Makkah agar menyerah terhadap pasukan muslimin dan tidak mengadakan perlawanan.

Ringkas cerita, penduduk Makkah benar-benar merasa ketakutan melihat atau mendengar besarnya kekuatan pasukan muslimin, sehingga tak ada lagi semangat perlawanan dari mereka. Inilah memang yang dikehendaki oleh Rasul Allah saaw, yaitu penaklukan kota Makkah tanpa pertumpahan darah. Ketika masih berada di pinggiran Makkah dan sebelum memasuki kota ini, Rasul Allah saaw menerima Abu Sufyan di kemah beliau.

Diantara pembicaraan antara Rasul Allah saaw dan Abu Sufyan ialah bahwa Rasul Allah saaw berkata kepadanya, “Belum tibakah saatnya bagimu untuk meyakini bahwa tidak ada tuhan selain Allah?” Abu Sufyan berkata, “Sesungguhnyalah wahai Muhammad, betapa lembutnya hatimu, betapa mulianya dirimu dan betapa besarnya perhatianmu terhadap pertalian keluarga. Demi Allah, aku telah menyangka bahwa jika ada tuhan lain selain-Nya, maka aku tidak akan memerlukannya.” Kemudian Rasul Allah saaw berkata, “Belum tibakah saatnya bagimu untuk meyakini bahwa aku adalah utusan Allah?” Abu Sufyan menjawab, “Demi Allah tentang yang satu ini di hati masih ada ganjalan.”

Mendengar jawaban Abu Sufyan seperti itu, Abbas bin Abdulmuttalib yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut, marah dan membentak Abu Sufyan, “Menyerahlah dan bersaksilah bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, sebelum lehermu dipenggal.” Maka Abu Sufyan pun mengucapkan dua kalimat syahadah tersebut, dan Rasul Allah saaw pun menerima keislamannya yang seperti itu. Akan tetapi Rasul Allah saaw tetap meminta kepada Abbas agar tetap menjaga dan mengawasi Abu Sufyan karena orang ini masih belum bisa dipercaya.

Kemudian atas permintaan Rasul pula, Abbas membawa Abu Sufyan ke suatu tempat agak tinggi, di atas jalan yang akan dilalui oleh rombongan pasukan muslimin, agar menyaksikan kehebatan kekuatan muslimin ketika memasuki kota Makkah. Ketika Abu Sufyan menyaksikan masuk pasukan muslimin rombongan demi rombongan, sementara Abbas memberikan penjelasan kepadanya tentang ciri-ciri dan kehebatan pasukan muslimin, Abu Sufyan berkata, “Benar-benar hebat mereka itu. Demi Allah, kerajaan keponakanmu telah sedemikian besar dan kuat.” Abbas menjawab, ”Celaka kau Hei Abu Sufyan, ini bukan kerajaan, akan tetapi kenabian.”

Demikianlah Rasul Allah saaw dan pasukannya memasuki kota Makkah dengan penuh kewibawaan, tanpa pertumpahan darah, berkat strategi yang beliau rancang dengan sebaik-baiknya. Kemudian Rasul Allah saaw membebaskan Abu Sufyan untuk menemui tokoh-tokoh Makkah dan memastikan lagi kepada mereka untuk menyerah sepenuhnya dan tidak mengadakan perlawanan menghadapi pasukan muslimin. Akan tetapi, meskipun Rasul Allah saaw memerintahkan tentaranya untuk tidak memulai menyerang, kecuali jika diserang, beliau menjatuhkan hukuman mati untuk sepuluh orang dari penduduk Makkah, dan memerintahkan kepada pasukannya agar membunuh mereka, meskipun mereka berlindung di balik kain Ka’bah. Nama-nama sepuluh orang yang dijatuhi hukuman mati oleh Rasul Allah saaw ini ialah:

1- Ikrimah bin Abi Jahal 2- Hubar bin Aswad

3- Abdullah bin Abi Sarh 4- Qeis bin Hubabah Al-Kindi

5- Al-Huwairits bin Nuqainad 6- Shofwan bin Umayyah

7- Wahsyi bin Harb, pembunuh Sayidina Hamzah 8- Abdullah bin Zab’ari

9- Harits bin Thalalah 10- Abdullah bin Khathl.


Aturan Baru di Mekah

Setelah Rasul Allah saaw memasuki Makkah dan beristirahat, beliau meminta kepada Utsman bin Thalhah untuk memberinya kunci Ka’bah, karena selama ini dia lah pemegang kunci Ka’bah yang dia terima secara turun temurun. Kemudian Nabi membuka pintu Ka’bah dan memasukinya diikuti oleh beberapa sahabat. Kemudian Nabi meminta agar pintu Ka’bah ditutup, dan Khalid bin Walid menjaganya di luar. Pada masa itu dinding Ka’bah di bagian dalam penuh dengan gambar para Nabi, malaikat dan sebagainya. Rasul Allah saaw meminta agar semua itu di bersihkan lalu beliau membasuh dinding Ka’bah bagian dalam dengan air zamzam.

Patung-patung yang berada di dalam Ka’bah pun dihancurkan oleh Rasul Allah saaw. Imam Ali as ikut membantu Rasul Allah saaw dalam menghancurkan patung-patung ini. Ketika Rasul Allah akan menghancurkan patung yang terbesar, beliau perlu pijakan untuk mencapai tempat yang lebih tinggi. Untuk itu beliau meminta Imam Ali agar mengangkat beliau di atas bahu. Ketika Rasul Allah berusaha berdiri di atas bahu Imam Ali as, Imam Ali merasakan beban yang sangat berat dari tubuh Rasul Allah saaw, sehingga beliau tidak mampu berdiri mengangkat tubuh Rasul Allah dengan bahunya. Dalam hal ini Imam Ali sendiri mengatakan bahwa beban risalah yang diemban oleh Rasul Allah membuat tubuh beliau sedemikian berat.

Wal hasil apa pun sebabnya, yang jelas dalam sejarah dikatakan bahwa ketika Imam Ali as tidak mampu mengangkat tubuh Rasul Allah saaw, maka Rasul Allah meminta agar Imam Ali yang naik ke bahu beliau untuk menjatuhkan berhala terbesar sesembahan kaum musyrikin Qureisy itu. Jadilah Imam Ali as naik ke atas bahu Rasul Allah saaw dan menjatuhkan berhala besar yang pecah berkeping ketika menimpa tanah. Kemudian Rasul Allah saaw berdiri di depan pintu Ka’bah dan mengucapkan kata-kata berikut ini :

الحمد للّه الذي صدق وعده ونصر عبده وهزم الاَحزاب وحده

“Segala puji bagi Allah yang telah menepati janji-Nya, dan menolong hamba-Nya, dan mengalahkan golongan-golongan (kuffar musyrikin) sendirian”.

Kemudian beliau memandang kepada orang-orang Makkah yang menyaksikan beliau menghancurkan berhala-berhala itu. Beliau bertanya kepada mereka, “Apa yang akan kalian katakan dan bagaimana menurut kalian?” Mereka menjawab, “Kami mengatakan yang baik dan berpendapat dengan pendapat yang baik pula. Engkau adalah saudara kami yang mulia, dan anak saudara kami yang mulia, dan Engkau telah mencapai kemenangan.” Rasul Allah saaw menimpali ucapan mereka dengan mengatakan, “Sedangkan aku mengatakan kepada kalian sebagaimana yang dikatakan oleh Saudaraku Yusuf,

قالَ لا تَثْريبَ عَلَيْكُمُ اليَومَ يَغْفِرُ اللّهُ لَكُمْ وَهُوَ أَرْحَمُ الرّاحِمين

“Dia (Yusuf) berkata, “Hari ini tidak ada celaan atas kalian. Mudah-mudhaan Allah mengampuni kalian, dan Dialah yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang”. (Yusuf: 92)

Kemudian Rasul Allah saaw juga mengatakan, “Kalian adalah seburuk-buruk tetangga Nabi. Kalian telah mendustakan, mengusir, dan mengganggu. Tetapi kalianbelum puas dengan semua itu, lalu kalian memerangiku pula. Pergilah kalian, dankalian adalah orang-orang yang dimerdekakan.”

Setelah menunaikan salat Dhuhur, Rasul Allah saaw menyerahkan kembali kunci Ka’bah kepada Utsman bin Thalhah. Hal ini menunjukkan bahwa beliau sangat memegang teguh amanat kepada para pemiliknya. Kemudian Rasul Allah saaw menghapus semua jabatan yang berkaitan dengan Ka’bah yang berlaku di masa jahiliyah, kecuali yang bermanfaat bagi umat manusia, seperti pemegang kunci Ka’bah dan penjaga tirai Ka’bah, juga petugas pembagi air untuk para hujjaj.

Dalam kesempatan pertemuan dengan kaum kerabatnya, teramsuk BaniHasyim danBani Abdul Muttalib, Rasul Allah saaw menjelaskan kepada mereka bahwa ikatan kekeluargaan yang ada diantara mereka tidak boleh membuat mereka merasa lebih mulia daripada orang lain, atau menjadikannya sebagai tameng untuk berbuat semena-mena dan melanggar yang berlaku dalam pemerintahan Islam.

Di hadapan kaum kerabatnya ini, Rasul Allah saaw bersabda sebagai berikut, “Wahai Bani Hasyim, Wahai Bani Abdul Muttalib, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian, dan aku sangat mengasihi kalian. Akan tetapi janganlah kalian mengatakan “Muhammad dari kami”. Demi Allah, para pencintaku, baik dari kalian atau dari selain kalian, tak lain adalah orang-orang yang bertakwa. Jangan sampai kalian datang kepadaku di hari kiamat dalam keadaan memanggul dunia, sementara orang lain datang memanggul akherat. Ketahuilah bahwa aku tidak dapat berbuat apa dengan apa yang ada antara aku dan kalian, tidak pula antara Allah swt dan kalian. Bagiku amalku dan bagi kalian amal kalian.”

Kemudian, dalam khutbah yangbeliau sampaikan di depan sejumlah besar penduduk Makkah, Rasul Allah saaw mengajak semuanya untuk meninggalkan adat kebiasaan buruk di masa jahiliyah. Diantaranya ialah, watak suka menyombongkan nasab atau garis keturunan, etnis Arab atau kearaban, dendam kesumat dan perang berkepanjangan, dan kebiasaan-kebiasaan buruk lain. Semantara itu beliau menumbuhkan nilai-nilai mulia diantara emreka, seperti persamaan hak dan kedudukan diantara manusia, persaudaraan Islam, kasih sayang terhadap kaum lemah termasuk anak yatim dan kaum perempuan.

Sebelum ini telah disebutkan bahwa Rasul Allah menjatuhkan vonis mati kepada 10 orang penduduk Makkah dan meminta agar mereka dibunuh dimanapun mereka berada, bahkan jika mereka bersembunyi di balik kain Ka’bah. Akan tetapi kira-kira separuh dari sepuluh orang ini pada akhirnya dimaafkan juga oleh Rasul Allah saaw, karena permohonan beberapa sahabat, atau kerabat orang-orang itu, yang sudah masuk Islam sebelumnya.

Selain di dalam Ka’bah, kaum musyrikin Qureisy juga memiliki rumah-rumah ibadah yang penuh dengan berbagai macam berhala di dalamnya. Rasul Allah saaw, juga memerintahkan agar rumah-rumah ibadah tersebut dibersihkan dari patung. Beliau juga memerintahkan kepada penduduk Makah yang memiliki patung agar menghancurkannya.

Demikianlah Rasul Allah saaw setelah menaklukkan Makkah, mengislamkan seluruh penduduknya dan membersihkan kota ini dari semua berhala, beliau pun mengatur dan merapikan pemerintahannya dengan menunjuk orang-orang tertentu untuk menjalankan tugas-tugas sosial, politik, keamanan dan ketatanegaraan.

Perang Hunain

Dalam penaklukan kota suci Makkah Al-Mukarramah, dimana setelah Nabi dan muslimin menguasai penuh kota tersebut, maka sekitar 15 hari kemudian, beliau menyusun pasukan dalam jumlah 12.000 tentara, dan beliu pimpin sendiri menuju ke kabilah Hawazin dan Tsaqif, yang memberontak kepada beliau. Jumlah pasukan muslimin sedemikian besar karena setelah penduduk Makkah menyatakan menerima Islam, maka bergabunglah kaum pemuda Makkah ke dalam tentara muslimin. Bahkan jumlah besar pasukan ini sempat menimbulkan kebanggaan di kalangan muslimin sehingga mereka sempat melalaikan peran dan pertolongan Allah swt, dan menganggap remeh musuh yang bakal mereka hadapi.

Kondisi mereka seperti inilah yang disinggung di dalam Al-Quran Surat At-Taubah Ayat 25, sebagai berikut:


لقد نصركم الله في مواطن كثيرة ویوم حنين اذ اعجبتكم كثرتكم فلم تغن عنكم من الله شیا وضاقت عليكم الارض بما رحبت ثم وليتم مدبرين

Yang artinya, “Allah telah menolong kalian dalam banyak medan pertempuran, dan dalam perang Hunain, ketika kalian merasa bangga dengan jumah kalian yang besar, tetapi hal itu tidak berguna apa pun bagi kalian. Dan bumi pun menjadi sempit bagi kalian, padahal ia luas, kemudian kalian melarikan diri dari medan perang.”

Secara singkat peristiwa perang Hunain itu, sebagaimana disebutkan dalam berbagai kitab sejarah, terjadi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, tentara muslimin menghadapi kekalahan karena tipu daya dan taktik perang yang digunakan oleh musuh. Sementara sebagaimana disinggung oleh Ayat tersebut di atas, pasukan muslimin kurang waspada karena mereka merasa bangga dan hanya mengandalkan kekuatan serta jumlah pasukan yang besar.

Pada tahap pertama, pasukan muslimin dari Bani Sulaim di bawah pimpinan Khalid bin Walid, yang pertama kali masuk ke daerah lawan, terjebak dalam serangan mendadak oleh musuh yang bersembunyi di atas bukit yang kemudian melempari pasukan muslimin dengan batu, anak panah dan tombak. Akibat serangan mendadak ini jatuh korban jiwa dan luka dari pasukan muslimin, sehingga mereka berserabutan lalu sebagiannya melarikan diri.

Melihat kekacauan pasukan muslimin tersebut Rasul Allah saaw memerintahkan Abbas bin Abdulmuttalib untuk menyeru mereka agar mereka yang melarikan diri itu kembali kepada beliau. Mendengar teriakan Sayyidina Abbas tersebut, kembali tumbuh semangat di hati mereka, lalu mereka pun kembali ke pada Nabi saaw. Dengan demikian Rasul pun dapat menyusun lagi kekuatan,lalu menyerang posisi musuh. Serangan balasan pasukan muslimin ini berhasil menimpakan korban dan kerugian cukup besar di pihak lawan sehingga memaksa mereka lari meninggalkan posisi mereka. Mereka juga meninggalkan banyak bekal dan peralatan perang, juga wanita dan anak-anak mereka yang tadinya sengaja disertakan bersama mereka untuk membangkitkan semangat tempur.

Diketahui kemudian bahwa meletakkan anak istri di belakang pasukan yang bertempur, merupakan taktik kabilah Hawazin, dan kabilah Arab lain, untuk membangkitkan semangat tempur dan mencegah mereka melarikan diri dari medan perang. Akibatnya, ketika pada akhirnya mereka lari meninggalkan medan perang, maka kaum wanita dan anak-anak ini tertinggal sehingga menjadi tawanan. Pada perang kali ini pun, secara keseluruhan, pasukan muslimin menahan sebanyak enam ribu orang dari pihak musuh, selain pampasan perang lain berupa hewan dan peralatan perang, serta emas perak sebanyak lebih dari 3300 kilogram.

Sedangkan dari pasukan muslimin, delapan orang syahid dan sejumlah lainnya cidera. Setelah kabilah Hawazin mengalami kekalahan, Rasul Allah saaw pun mempersiapkan pasukannya untuk memerangi kabilah Tsaqif, yang bersama-sama kabilah Hawazin memerangi muslimin. Kabilah Tsaqif, setelah mengalami kekalahan, maka kabilah Tsaqif yang membantu Hawazin pun lari menuju ke kampung halaman mereka di Thaif. Mereka bersembunyi di balik benteng-benteng mereka yang terkenal kokoh dengan dinding-dinding yang tinggi. Bersembunyi di balik benteng-bentengnya ini, mereka melempari dengan batu dan memanahi pasukan muslimin, sehingga tidak dapat mendekat ke arah mereka.

Kemudian Salman Al-Farisi, mengusulkan agar membuat “manjaniq”, meriam kuno untuk melemparkan batu berukuran besar ke jarak yang jauh. Disebutkan dalam sejarah bahwa Salman sendirilah, dibantu oleh yang lain, yang membuat manjaniq ini, dan mengajarkan kepada muslimin cara-cara penggunaannya. Akan tetapi hal itu pun tidak mendatangkan banyak kemajuan bagi pasukan muslimin, karena kabilah Tsaqif masih tetap bertahan di dalam benteng dan di balik pintu-pintu gerbang mereka yang masih tetap kokoh.

Pasukan muslimin tetap hanya dapat mengepung tanpa hasil apa pun, dan hal itu berjalan selama berhari-hari. Berbagai taktik telah dilakukan oleh Rasul Allah saaw untuk membuat kabilah Tsaqif menyerah. Diantara taktik beliau itu ialah bahwa beliau mengeluarkan pengumuman, barang siapa yang menyerahkan diri kepada beliau, maka orang itu akan dibebaskan dan tidak akan ditawan. Pernyataan Rasul yang demikian ini berpengaruh pada sebagian pasukan kabilah Tsaqif, yang keluar dari meneyrahkan diri kepada Rasul Allah.

Dari mereka yang baru menyerah inilah Rasul Allah saaw mendapat informasi tentang keadaan di dalam benteng. Mereka mengatakan bahwa pihak musuh memiliki bekal yang sangat banyak sehingga akan mampu bertahan meskipun dikepung selama satu tahun. Untuk itulah, dan atas dasar berbagai pertimbangan, Rasul Allah saaw memerintahkan agar pasukannya meninggalkan medan perang.

Beberapa alasan Rasul Allah saaw meninggalkan medan perang tersebut ialah:

1- Tidak ada kemajuan yang diperoleh karena kabilah Tsaqif dan beberapa suku Arab lain yang membantunya, hanya bersembunyi di balik benteng.

2- Pasukan muslimin sudah lelah karena perang sebelumnya menghadapi kabilah Hawazin.

3- Bulan Syawal sudah habis dan masuk bulan DzulQa’dah yang merupakan awal bulan suci (asyhurul hurum) yang dilaranag berperang di dalamnya.

4- Musim haji juga sudah dekat. Dan sejak penaklukan kota Makkah, maka pengelolaan pelaksanaan ibadah haji berada di tangan muslimin.

Akan tetapi Rasul Allah saaw tetap melancarkan dakwah Islam kepada kabilah Tsaqif dan semua suku Arab yang masih belum masuk Islam, sampai akhirnya mereka semua bersedia menerima agama Islam atau menyatakan tunduk kepada pemerintahan Islam.

Nabi Sang Pemaaf

Setelah perang Hunain dan Thaif, yang mendatangkan kemenangan sangat besar bagi muslimin, terutama dari segi peolehan pampasan dan tawanan perang termasuk kaum wanita dan anak-anak, Rasul Allah saaw berserta pasukannya kembali ke Ji’ranah, tempat para tawanan dan pampasan perang Hunain disimpan dan dikumpulkan. Beliau tinggal di Ji’ranah selama 13 hari.

Sebagaimana diketahui, bahwa pada masa kecilnya, Rasul Allah saaw di susui dan hidup selama lima tahun bersama Bani Sa’ad yang merupakan bagian dari kabilah Hawazin. Beliau disusui oleh seorang perempuan Bani Sa’ad bernama Halimah As-Sa’diyyah. Bani Sa’ad ini ikut berperang bersama Kabilah Hawazin melawan pasukan muslimin. Dan banyak dari kaum perempuan dan anak-anak mereka yang ditawanan oleh pasukan muslimin, selain sejumlah harta kekayaan mereka.

Karena para tokoh Bani Sa’ad mengenal kemuliaan akhlak dan kepribadian Nabi saaw, maka mereka yakin bahwa jika mereka meminta kepada Nabi agar membebaskan kaum perempuan dan anak-anak mereka, melihat bahwa sebenarnya telah terjalin persaudaraan diantara mereka, lewat penyusuan tersebut, maka Nabi pasti akan memenuhi permintaan mereka.

Untuk itu Bani Sa’ad mengutus tokoh-tokoh mereka yang telah memeluk agama Islam, untuk menemui Nabi saaw, dan memohon kepada beliau agar membebaskan kaum perempuan dan anak-anak mereka. Rasul Allah saaw pun, dengan kebijaksanaan yang tinggi, pada akhirnya membebaskan mereka semua. Perbuatan Nabi tersebut menanamkan pengaruh posistif yang sangat dalam di hati Bani Sa’ad bahkan seluruh kabilah Hawazin, sehingga lebih banyak lagi diantara mereka yang menyatakan Islam dan iman serta ketaatan kepada Rasul Allah saaw.

Perang Tabuk

Peperangan penting yang terjadi setelah itu ialah perang Tabuk. Tabuk ialah sebuah benteng yang kuat dan tinggi, dibangun di sebuah kawasan perbatasan Syam, atau Suriah sekarang. Pada zaman itu Suriah merupakan tanah jajahan imperium Romawi Timur. Penduduk Syam saat itu beragama Kristen, dan para pejabat pemerintahannya ditunjuk oleh para penguasa Romawi.

Penyebaran agama Islam yang sangat cepat di Tanah Arab dan kemenangan umat muslimin dalam berbagai peperangan, membuat para penguasa Syam takut, sehingga mendorong mereka untuk menyusun strategi. Mereka berpikir bahwa sebelum Islam semakin menyebar dan memperoleh kekuatan, maka mereka harus membasminya terlebih dahulu. Rupanya strategi preemtif yang sekarang ini diterapkan oleh AS, sudah dikenal sejak zaman dulu.

Persiapan pasukan Syam yang didukung oleh pasukan imperium Romawi dan niat mereka untuk melancarkan serangan preemtif terhadap muslimin ini telah didengar oleh Rasul Allah saaw, melalui berita yang dibawa oleh para pedagang Arab yang jalur perdagangan mereka itu adalah Madinah - Syam. Beliaupun merasa harus segera mempersiapkan pasukan dalam jumlah besar untuk menghadang dan memberi pelajaran kepada pasukan Syam dukungan Romawi itu, selain tentu saja demi menjaga dan mempertahankan pemerintahan Islam yang berhasil beliau tegakkan di jazirah Arab.

Ketika Rasul Allah saaw mengajak umat muslimin Makkah dan Madinah untuk ikut dalam peperangan, sebagian dari mereka menolak dengan memberikan berbagai macam alasan. Hal ini disinggung di dalam Al-Quran Surat At-Taubah Ayat 49, juga Surat yang sama Ayat 81 dan 82. Pada saat mempersiapkan pasukan untuk menghadapi serangan dari Syam ini, Rasul Allah saaw banyak menghadapi usaha pengkhianatan dari kaum munafikin. Akan tetapi berkat kejelian dan ketegasan beliau, semua usaha tersebut dapat beliau atasi dengan baik.

Perang Tabuk ini termasuk diantara peperangan yang sangat penting, meskipun kemudian peperangan ini tidak terjadi karena pihak musuh merasa takut dan gentar melihat kebesaran dan keberanian pasukan muslimin. Mereka bersembunyi di balik pintu gerbang dan di dalam kota. Oleh karena itu Rasul Allah saaw hanya dapat menemui beberapa kabilah di sekitar Tabuk yang mereka itu beragama Kristen dan takluk di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi. Rasul Allah mengadakan perjanjian damai dan tidak saling menyerang dengan kabilah-kabilah tersebut, sehingga beliau tidak merasa terancam oleh kabilah-kabilah ini. Setelah itu beliau kembali ke Madinah.

Ketika akan berangkat menuju Tabuk Rasul Allah saaw sengaja tidak menyertakan Imam Ali as bersama beliau, akan tetapi meninggalkan beliau di Madinah. Rasul Allah saaw menyadari bahwa beliau akan meninggalkan Madinah dalam waktu yang sangat lama karena Tabuk kawasan yang paling jauh dibanding medang perang lain yang pernah beliau alami. Dan oleh karena menyadari adanya sekelompok munafikin yang menunggu kesempatan ketiadaan Nabi di Madinah dalam waktu yang lama, untuk membuat semacam kudeta, maka Rasul Allah saaw sengaja meninggalkan orang yang paling beliau percayai, yaitu Imam Ali as untuk menjaga Madinah dan seluruh kawasan Islam yang ada saat itu, yaitu Madinah, Makkah dan beberapa kawasan sekitarnya, dari usaha-usaha jahat munafikin.

Melihat Rasul Allah saaw meninggalkan Imam Ali as di Madinah, kaum munafikin merasa kecewa dan yakin bahwa dengan keberadaan Imam Ali di Madinah, tak mungkin mereka dapat melaksanakan rencana jahat mereka. untuk itu mereka menimbulkan isu-isu yang menyudutkan Imam Ali dengan harapan akan mendorong beliau untuk berangkat bersama Rasul Allah saaw, meninggalkan Madinah. Pada intinya isu-isu tersebut mengatakan bahwa Rasul Allah sudah tidak lagi memerlukan Ali dalam peperangannya, atau bahwa Ali-lah yang meminta untuk tinggal bersama kaum perempuan dan anak kecil di Madinah, karena perang kali ini sangat jauh, dilakukan di tengah musim panas, dan menghadapi musuh yang sangat tangguh.

Mendengar kasak-kusuk kaum munafikin tersebut, Imam Ali as berangkat mengejar rombongan Rasul Allah saaw dan berhasil menemui beliau di Juhfah berjarak beberapa kilo meter dari Madinah. Di situlah Imam Ali as menyampaikan kasak-kusuk kaum munafikin tersebut. Dan untuk membantahnya Rasul Allah saaw kembali mengeluarkan pernyataan yang sangat terkenal dan menjadi salah satu bukti kepemimpinan Imam Ali as setelah beliau saaw. Ucapan Nabi ini kemudian dikenal dengan hadits “manzilah”. Beliau berkata kepada Imam Ali:

أما تَرْضى يا عَليّ أنْ تَكُونَ مِنّي بِمنزلةِ هارونَ مِنْ مُوسى إلاّ أنَّه لا نبيَّ بعدي

”Apakah engkau tidak suka wahai Ali, bahwa engkau memiliki kedudukan terhadapku sama seperti kedudukan Harun terhadap Musa? Hanya saja tidak ada Nabi lagi setelahku.”

Perang Tabuk (2)



Perang Tabuk juga menyimpan kisah-kisah menarik tentang kemunafikan sejumlah orang yang mengaku sebagai sahabat Nabi, akan tetapi mereka sebenarnya adalah orang-orang munafik. Peristiwa perang ini berlangsung di saat Jazirah Arab sedang dipanggang musim panas yang sangat terik. Hari-hari sangat panjang dan lautan pasir menjadi sangat garang. Kebiasaan orang-orang saat itudi musim panas adalah banyak beritirahat di siang hari.

Rasulullah menyeru kepada semua kabilah bersiap-siap dengan pasukan yang sebesar mungkin. Orang-orang kaya dari kalangan Muslimin juga dimintanya supaya ikut serta dalam menyiapkan pasukan itu dengan harta yang ada pada mereka serta mengerahkan orang supaya sama-sama menggabungkan diri ke dalam pasukan itu. Seruan Rasulullah ini berarti ajakan untuk meninggalkan isteri, anak, dan harta-bendadi panas musim yang begitu dahsyat. Mereka harus mengarungi lautan tandus padang sahara, yang kering, tanpa air, kemudian harus pula menghadapi musuh kuat yang sudah mampu mengalahkan Kerajaan Persia.

Hati sebagian orang kaya itu sangat berat langkah dalam memenuhi panggilan Rasulullah. Mereka mulai mereka itu mencari-cari alasan, sambil berbisik-bisik

sesama mereka . Lebih jauh lagi, mereka mulai mencemooh ajakan Rasul yang mulia itu. Mereka akhirnya berdiam diri di rumah-rumah mereka secara sengaja. Ketika sekelompok orang-orang munafik mulai memprovokasi satu sama lain dengan mengatakan “Jangan kalian berangkat perang dalam udara panas seperti ini”. Turunlah firman Allah berikut ini,

Farihal mukhallafuna bi….

“Orang-orang tertinggal di belakang dan tidak ikut berperang itu merasa gembira dengan ketertinggalan mereka di belakang Rasulullah. Mereka tidak suka berjihad dengan dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Merek berkata, "Jangan kalian berangkat perang dalam udara panas begini.' Katakanlah kepada mereka itu, 'Api neraka lebih panas lagi, jika saja kalian mengerti. Biarlah nanti mereka tertawa sedikit dan menangis lebih banyak sebagai balasan atas hasil perbuatan mereka." (Qur'an, surah at taubah ayat 81-82)

Di antara mereka, ada juga yang mencoba menghindari peperangan, namun tidak dengan terang-terangan seperti kaum munafik itu. Mereka itu sebenarnya telah terjebak kepada provokasi orang-orang munafik. Mereka sempat meminta izin kepada Rasulullah agar tidak perlu pergi berperang dengan alasan agar bisa menghindari fitnah. Akan tetapi, sebagaimana yang kemudian disampaikan oleh Rasul, Allah menilai bahwa permintaan izin merteka itu justru salah satu bentuk keterjebakan ke dalam fitnah. Simaklah ayat AL-Quran berikut ini.

Wa minhum man….

"Ada pula di antara mereka yang berkata: 'Ijinkanlah saya (tidak ikut serta) dan jangan kau jerumuskan saya ke dalam fitnah ini., Ketahuilah, mereka kini sudah terjatuh ke dalam ujian itu, dan bahwa neraka itu adalah tempat bagi orang-orang kafir." (Qur'an, 9:49)

Tentara Rasulullah akhirnya meneruskan perjalanan ke Tabuk. Sebenarnya berita tentang pasukan ini dan kekuatannya sudah sampai kepada pihak Rumawi. Inilah yang membuat pasukan Rumawi gentar. Oleh karena itu Setelah pihak Muslimin sampai di Tabuk dan Muhammad mengetahui pihak Rumawi menarik diri ke dalam benteng-benteng mereka, Rasul merasa tidak pada tempatnya untuk tetap mengejar mereka terus sampai ke dalam negeri mereka. Oleh karena itu, ia perinahkan kaum muslimin agar tetap tinggal di perbatasan

Ketika itulah Yohanna bin Ru'ba - seorang amir (penguasa) Aila yang tinggal di perbatasan oleh Nabi dikirimi surat supaya ia tunduk atau akan diserbu. Yohanna datang sendiri dengan memakai salib dari emas di dadanya. Ia datang dengan membawa hadiah dan menyatakan setia. Ia mengadakan perdamaian dengan Muhammad dan bersedia membayar jizya seperti yang juga dilakukan oleh pihak Jarba' dan Adhruh

dengan membayar jizyah. Permintaan damai ini diterima oleh Rasulullah.

Sebagai tanda persetujuan atas perjanjian ini Muhammad memberikan hadiah kepada Yohanna berupa mantel tenunan Yaman disertai perhatian penuh kepadanya, setelah diperoleh persetujuan bahwa Aila akan membayar jizya sebesar 3000 dinar tiap tahun. Kemudian Rasulullah pun memerintahkan pasukan muslim pulang ke Madinah

Penyucian Mekah dari Syirik

Setelah perang Tabuk, peristiwa penting berikutnya yang terjadi pada kehidupan Rasulullah adalah perintah untuk membersihkan Masjidil Haram dari adat-adat jahiliyah. Pada tahun kesembilan hijriyah, menjelang datangnya musim haji, Rasulullah SAW mendapat wahyu dari Allah yang berisi pernyataan berlepas tangan dari kaum kafir. Wahyu tersebut adalah sepuluh ayat pertama surah Baraah atau Taubah. Diantara wahyu tersebut adalah pernyataan yang menybut kaum kafir sebagai orang-orang najis yang tidak diperkenankan memasuki masjidil Haram.

Sebagaimana yang diketahui, meski kota Mekah telah ditaklukkan dan seluruh berhala yang berada di dalam komplek masjidil haram telah dihancurkan, akan tetapi orang-orang kafir masih bebas melakukan tawaf dan umrah di sana dengan tata cara jahiliyah. Turunnya ayat-ayat pertama surah taubah adalah keputusan dari Allah ujntuk membersihkan Mekah dari segala hal yang berbau kemusyrikan.

Setelah ayat tersebut turun, Rasul memerintahkan Abu Bakar untuk membawa ayat itu dan membacakannya kepada semua yang berada di Mekah saat musim haji tiba. Sahabat Nabi itu dengan serta merta bertolak ke Mekah untuk menjalankan perintah terebut. Akan tetapi tak lama setelah Abu Bakar berangkat, Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk mengutus Ali ke Mekah menggantikan Abu Bakar. Ali-pun bertolak ke Mekah mengejar Abu Bakar. Kepadanya, Ali menyampaikan pesan Rasul dan mengambil alih amanat ayat itu untuk dibacakan di hadapan semua orang di musim haji.

Abu Bakar kembali ke Madinah dan mendatangi Rasul untuk menanyakan hal ini. Kepadanya Rasul bersabda, Allah telah mengutus Jibril kepadaku dan menyatakan bahwa hanya aku atau orang yang berasal dariku-lah yang berhak membacakan ayat baraah di Mekah. Dan orang itu adalah Ali.”

Dengan dibacakannya ayat-ayat suci tersebut di hadapan seluruh jemaah yang hadir pada musim haji saat itu, orang-orang kafir tidak lagi berhak memasuki komplek masjidil haram.

Hajjatul Wada' atau Haji Perpisahan

Tahun ke sepuluh hijriyah, Rasulullah SAW bersama sekitar seratus ribu sahabatnya yang berasal dari berbagai penjuru Jazirah Arabia melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini disebut dalam sejarah sebagai hajjatul wada’ atau hari perpisahan. Sebab, sepulangnya dari perjalanan haji, Rasulullah SAW jatuh sakit yang mengakhiri kehidupan beliau yang penuh berkah.

Ibadah haji ini menjadi momen yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam. Karena, umat menyaksikan tata cara ibadah haji yang diajarkan dalam agama Islam secara langsung dari pembawa risalah kenabian. Umat Islam melihat sendiri bagaimana Nabi bertawaf, sa’i, wukuf di padang Arafat, tinggal di mina, menyembelih korban dan memotong rambutnya.

Pada kesempatan itu, Nabi juga menyampaikan sebuah khotbah bersejarah yang menjelaskan segala permasalahan dalam Islam. Beliau mengingatkan kembali soal tauhid, ibadah, akhlak, sikap saling membantu antar sesama dan banyak hal lainnya.

Setelah selesai melaksanakan ibadah haji, Rasulullah SAW dan para jemaah haji lainnya meninggalkan kota Mekah menuju kampung halaman masing-masing. Di tengah perjalanan, saat tiba di suatu tempat persimpangan, Nabi SAW mendapat wahyu yang berbunyi,

Ya ayyuhar rasul balligh ma unzila ilaika….

Artinya, Wahai Rasul sampaikanlah apa yang telah diturunkan dari Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau sampaikan, berarti engkau sama saja tidak pernah menyampaikan risalahNya. Allah melindungimu dari umat manusia.

Nabi lantas memerintahkan rombongannya untuk berhenti di suatu tempat bernama Ghadir Khum. Mereka yang sudah lewat diperintahkan untuk kembali dan mereka yang belum sampai ditunggu kedatangannya. Ada satu hal penting yang ingin beliau sampaikan kepada umat. Hari itu adalah tanggal 18 Dzulhijjah tahun 10 hijriyah.

Ketika semua orang telah berkumpul, Nabi SAW berdiri di hadapan para sahabatnya yang menyemut memenuhi padang tandus Ghadir Khum. Beliau ingin menyampaikan sebuah pesan penting dari Tuhan. Setelah mengucapkan puji-pujian syukur kepada Allah swt dan menyampaikan beberapa hal, beliau bersabda, “Barang siapa yang menjadikan aku sebagai pemimpinnya maka Ali adalah pemimpinnya pula.”

Sabda Nabi SAW ini didengar langsung oeh sekitar seratus ribu muslimin di Ghadir Khum. Pesan penting ini, memiliki arti bahwa Ali-lah yang akan menggantikan posisi Nabi sebagai pemimpin umat sepeninggal beliau. Karenanya, setelah menyampaikan pesan ini, Rasulullah SAW memerintahkan para sahabatnya untuk membaiat Ali. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai peristiwa Ghadir Khum.

Pembersihan Jazirah Arabia dari kekuatan Yahudi dan penaklukan kota Mekah serta pembersihan Masjidil Haram dari sisa-sisa adat jahiliyah adalah hasil perjuangan Nabi SAW selama lebih dari 20 tahun menyebarkan agama Islam dan menyampaikan risalah kenabian terakhir ini. Sejak jatuhnya kota Mekah ke tangan umat Islam, kaum muslimin yang dahulu terusir dan terasing berubah menjadi sebuah kekuatan besar yang ditakuti oleh seluruh kabilah Arab. Bahkan Rumawi dan Persia yang merupakan dua kutub kekuatan saat itu sangat memperhitungkan kekuatan umat Islam.

Sepulangnya dari Hajjatul Wada’, Rasulullah SAW memerintahkan para sahabatnya agar bersiap-siap untuk menyerang pasukan Rumawi di wilayah Syam. Sama seperti perang Tabuk, beliau tidak memperkenankan siapapun juga untuk tidak menyertai pasukan ini kecuali beberapa orang yang beliau tentukan. Panji perang diberikan Rasulullah kepada Usamah bin Zaid yang saat itu masih berusia 17 tahun. Pemilihan Usamah sebagai komandan pasukan ditentang oleh banyak orang yang meragukan kemampuan pemuda ini. Rasulullah yang saat itu sedang sakit keras dengan tegas menyatakan bahwa Usamah layak untuk memimpin pasukan besar kaum muslimin.

Akibat penentangan itu, banyak orang yang terkesan lamban untuk menyertai pasukan besar ini, sampai akhirnya berita memburuknya kondisi kesehatan Nabi SAW sampai ke telinga para sahabatnya. Akhirnya, pada tanggal 28 Shafar tahun 11 hijriyah, Muhammad bin Abdillah, Rasul terakhir dan makhluk Allah yang paling mulia menerima kedatangan malaikat maut. Kepergian penghulu para nabi ini menjadi berita paling mengejutkan dan menyedihkan bagi umat Islam. Rasulullah pergi dari dunia yang fana ini menemui Sang Khalik, setelah menyempurnakan misi risalah kenabian.

Semoga anda senang membaca sejarah Rasullullah kita ini

 
E-Business © 2011 | Template by Nico Vantra Utama - IT NETWORK SUPPORT