HIPNOTIS METAFISIKA


Fenomena Unik “Hipnotis” jalanan

Dalam sebuah tayangan televisi swasta, tampil sosok Bang Udin, mantan pelajar sebuah lembaga pendidikan keagamaan yang karena tidak tahan godaan hidup akhirnya terperosok dalam dunia kriminal.

Dalam menjalankan aksinya, Bang Udin mengaku menggunakan doa atau bacaan-bacaan tertentu. Akibatnya, calon korban kehilangan kesadaran dan menurut saat diminta menyerahkan sejumlah uang atau perhiasan. Dan setelah kejadiannya berlangsung, korban baru tersadar.

Ketika petunjuk Tuhan mulai menerangi hatinya, dihadapan para santri sebuah pesantren, Bang Udin berpesan agar para santri tidak menyalahgunakan doa atau amalan-amalan (wirid) yang diberikan para guru.

Fenomena unik membuat lawan bicara kehilangan kesadaran, oleh kalangan awam diistilahkan sebagai hipnotis, gendam, cablek, dan hingga kini masih menjadi tanda tanya, benarkah aktivitas itu murni magis atau kelihaian berkomunikasi semata.

Terlepas dari unsur magis, modus penipuan atau “hipnotis jalanan” itu lebih didominasi teknik komunikasi dan kepandaian dalam memilih calon korban. Modusnya pun monoton, “yang itu-itu saja”. Misalnya, mengaku turis kehabisan dollar lalu menawarkan jam tangan mewah, mengaku donatur sedang mencari pantai asuhan, orang pintar yang dapat melipatgandakan uang, pembagi harta karun, dsb.

Dalam aksinya, mereka sering dibantu para asisten. Dan para pelaku “hipnotis jalanan” itu pada umumnya tidak mengenal hipnotis modern (ilmiah), namun tanpa mereka sadari, cara kerja mereka hampir menyerupai prinsip hipnotis modern. Yaitu, dimulai dari menciptakan pra induksi, induksi, tranche level test, isolasi, sugesti dan post hypnos.

Namun pada sisi lain, muncul fenomena unik yang benar-benar sulit diterima akal sehat. Namun kerja dari “hipnotis jalanan” itu lebih dekat dengan konsep Occultisme dan Magnetisme dimana rumus ilmiahnya belum ketemu, namun fenomenanya sulit ditolak, karena buktinya memang benar-benar ada.

Energi Metafisis
Penelitian tentang fenomena “hipnotis jalanan” itu pernah dilakukan pada tahun 80-an. Ternyata, apa yang dikenal sebagai “hipnotis” itu, dari sisi ilmu metafisika adalah pengembangan atau penyalahgunaan dari ilmu peluluh, yang aslinya semestinya baik dan untuk kebaikan.

Mistik, apapun alirannya percaya dibalik fisik manusia tersimpan energi. Otak manusia terdiri dari bermilyar sel syaraf yang dapat menghasilkan arus listrik lemah memancarkan gelombang elektromagnetik halus. Otak yang terlatih memiliki kekuatan gelombang yang mampu mempengaruhi sekitarnya.

Menurut para ahli metafisaka, sebuah ritual mampu menimbulkan kekuatan otak (mind power) sehingga dapat memancarkan energi. Proses ini pada umumnya dilakukan dengan menanamkan “hipnotis diri” (autosugesti) dimana dalam kondisi gelombang otak alpha – theta melalui bacaan-bacaan tertentu (wirid, mantra, doa) hingga timbul sugesti yang kuat. Ritual membangkitkan daya magnetis yang memiliki karakteristik menolak dan menarik. Inilah yang kemudian disebut sebagai kekuatan metafisika.

Fenomena magis melalui “kekuatan mata” juga disinggung dalam tafsir Alquran Surat Alqalam : 51 “Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu (Muhammad) dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Alquran….”

Peristiwa ini dapat disimak pada tafsir Jalalain oleh Imam Jalaluddin Abdurrahman As - Suyuthi, : Dengan pandangan yang kuat, hingga hampir memingsankan dan menjatuhkan dari tempatmu, tetapi Allah menolong. Yang dimaksud “memandang” adalah pandangan tajam penuh kebencian.

Ilmu “ketajaman mata” pada zaman Nabi Muhammad SAW banyak dikuasai Bani Asad. Dengan puasa 3 hari, mereka dapat membuat hewan dan manusia tertidur, kaku bahkan mati. Kekuatan ini oleh orang awam dianggap hipnotis.

Pemisahan antara hipnotis dan magnetis sebenarnya sudah dilakukan sejak abad ke – 18. Dan itu berarti hipnotis modern harus dibedakan dengan hal-hal yang berbau magis. Apalagi dari cara kerjanyapun berbeda. Hipnotis modern hanya bereaksi jika ada kemauan dari pihak subjek (biasanya untuk kepentingan terapi), sedangkan magis diprogram untuk mempengaruhi orang yang melawan sekalipun.

Ilmu Bebas Nilai
Perlu diketahui, tidak selamanya kekuatan magis itu negatif. Dilihat dari sisi positifnya, daya peluluh itu menjadi positif karena memiliki kemampuan melunakkan dan menyadarkan orang lain, misalnya :

*
Agar nasihat lebih mudah diterima pada orang yang hatinya keras.
*
Sebagai proteksi/perisai dari niat jahat.
*
Melunakkan hati orang yang ingin mempersulit urusan (menagih) dll.
*
Menenangkan pikiran, menimbullan efek kantuk, termasuk balita yang rewel, dll.
*
Membangkitkan rasa percaya diri pada orang yang terganggu psikis maupun fisiknya.

Sedangkan pemanfaatan energi metafisis untuk tindak kejahatan, adalah bentuk dari penyalahgunaan ilmu. Sebagaimana pisau yang dapat digunakan untuk menolong atau menodong, tergantung siapa yang memegangnya.

Auto Sugesti
Posisi mantra atau bacaan tertentu dalam upaya membangkitkan magnetik tubuh adalah “alat bantu”. Mantra bukan satu-satunya sumber kekuatan. Dalam bahasa yang lebih sederhana “katamu, doamu”. Artinya, ucapan lisan yang terprogram –disertai konsentrasi- menimbulkan kekuatan magnetis.

Jika hipnotis modern tertumpu pada verbal sugesti, energi metafisis dalam mempengaruhi orang lain/subyek, lebih tertumpu pada energi yang memancar dari badan lembut pemiliknya.

Masruri termasuk orang yang sering berbicara didepan seminar, membahas tentang gendam, cablek yang biasa dimanfaatkan penjahat. Dan informasi tentang “hipnotis magis” itu sempat mengusik banyak kalangan.

Kepada mereka yang menolak keberadaan hal yang irrasional itu, Masruri memberikan contoh proses sapih, (agar balita tidak menyusu Ibunya) ternyata cukup diberi makanan yang sudah digetarkan energi pemisah oleh “orang pintar”. Dan anak itu tiba-tiba mogok menyusu bahkan takut saat melihat puting susu ibunya.

Padahal proses itu tidak dilakukan dengan memberikan induksi (bujukan) sebagaimana hipnotis modern. Artinya, jika hanya dengan “tiupan” saja dapat mempengaruhi prilaku seseorang berubah secara tiba-tiba, ini menunjukkan bahwa ENERGI ITU BENAR-BENAR ADA.

Untuk mempelajari ilmu peluluh tidaklah rumit. Kuncinya asal yakin, tekun disertai memperluas wawasan. Karakter dari ilmu peluluh itu beragam. Ada yang sekedar menenangkan, menyadarkan, menimbulkan rasa kantuk, mengapus ingatan sesaat, menghilangkan gejolak, memutus jalinan sementara (dalam kasus sapih) melemahkan mental dan fisik dalam kasus bela diri, dll.

Metode penggalian energi pun beragam. Ada versi tradisional, ada juga yang religius dengan menyebut asma Tuhan (asma al-husna) agar manusia dapat “menyerap” sifat-sifat-Nya. Tuhan kita Maha Lembut (Al Lathiif), Maha Perkasa (Al Jabbar) dan maha segala-galanya. Maka, bermohonlah energi kelembutan, dan keperkasaan itu dengan menyebut asma - Nya.

Mempelajari ilmu peluluh (gendam) tidak perlu khawatir adanya dampak buruk, karena selama ini fungsinya positif. Belajar ilmu apapun jenisnya menjadi negatif jika ilmu itu diajarkan oleh guru yang memprovokasi muridnya untuk melakukan tindak kejahatan.

Provokasi negatif itu jauh lebih membahayakan dibandingkan ilmu yang dipelajari, apapun jenis ilmunya. Karenanya, ilmu peluluh menjadi bermasalah jika diajarkan pada orang miskin yang tidak tahan uji dan atau orang kaya yang tidak pernah merasa puas.

0 komentar:

Posting Komentar

 
E-Business © 2011 | Template by Nico Vantra Utama - IT NETWORK SUPPORT